Senin 05 Nov 2012 12:22 WIB

Jokowi Berkeras tak Mau Ganti Gas ke Solar

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Dewi Mardiani
Pengisian gas di SPBG
Foto: Jefri Aries/Antara
Pengisian gas di SPBG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Transjakarta untuk beralih ke solar sepertinya harus tertahan. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menyatakan tidak setuju dengan usulan tersebut.

"Jangan kesulitan gas, terus langsung pindah ke solar. Solar sulit, terus pindah lagi ke bensin, ya nggak dong, harus konsisten. Kalau ada kesulitan di gas, ya cari solusi di gas nya, bukan pindah-pindah begitu," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/11).

Jokowi tetap berkeras tak ingin mengganti bahan bakar gas ke solar. "Pakai gas. Ini saya mau ke Pertamina, PT PGN, Kementerian BUMN untuk mengurus masalah itu," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan masalah bahan bakar bagi armada bus Transjakarta ini harus disikapi secara konsisten. Ia pun sempat mengajukan permohonan untuk penambahan stasiun pengisian bahan bakar gas. "Kalau gasnya siap, yang mau bangun SPBG-nya ada. SPBG ini ditambah. Kalau urusan kualitas gas jadi urusan PT PGN, Pertamina," ungkapnya.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Andi Baso, penambahan SPBG baru diusulkan, belum diputuskan. "Tadi saya hanya memaparkan permasalahan di lapangan."

Saat ini, kata Andi, di Jakarta hanya ada lima SPBG yang mampu mensuplai armada Transjakarta. Jumlah tersebut tentu sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pengisian BBG bagi armada Transjakarta yang jumlahnya ratusan.

Untuk itu, ujar Andi, pihaknya berencana membangun tiga SPBG yang sedang diusulkan kepada Pemprov DKI.  Ketiganya direncanakan berlokasi di UKI Cililitan, Terminal Kali Deres, dan Tanah Merdeka.

Namun bila memang disetujui Gubernur, tambah Andi, untuk pelaksanaannya akan melalui proses lelang. "Semua kan masih berupa kasaran," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana (UP) Transjakarta Busway M Akbar sempat merencanakan menggunakan solar sebagai bahan bakar Transjakarta. Alasannya, jumlah SPBG yang tidak memadai, karena SPBG yang tersisa saat ini harus melayani 477 bus, ditambah akan ada 102 bus gandeng baru pada 2013.

Kemudian untuk bus berbahan bakar BBG harus mengisi gas dua kali sehari, sementara bus berbahan bakar solar cukup satu kali pengisian untuk sehari. Hal ini pun menyebabkan tersendatnya pasokan gas yang sempat terjadi pada April 2012 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement