Jumat 02 Nov 2012 05:10 WIB

Mahasiswa Yogyakarta Doa Bersama untuk Bentrokan Lampung

KERUSUHAN LAMPUNG. Warga Balinuraga Kecamatan Waypanji Lampung Selatan mengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bandarlampung menyusul bentrok antar warga di daerah itu, Selasa (30/10).
Foto: Antara Foto/Agus Setyawan
KERUSUHAN LAMPUNG. Warga Balinuraga Kecamatan Waypanji Lampung Selatan mengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bandarlampung menyusul bentrok antar warga di daerah itu, Selasa (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berasal dari berbagai daerah melakukan doa bersama, Kamis malam, untuk mendorong perdamaian warga dua kelompok di Lampung Selatan.

Aksi bertajuk "Doa Damai untuk Lampung" tersebut dilakukan tepat di tengah perempatan titik Nol Kilometer Malioboro.

Aksi yang diiringi dengan pembagian lilin tersebut difasilitasi oleh Himpunan Mahasiswa Lampung (Hipmala) Yogyakarta yang berkoordinasi dengan seluruh himpunan mahasiswa daerah di Yogyakarta.

Dalam aksi tersebut seluruh perwakilan dari berbagai himpunan mahasiswa daerah untuk menyampaikan orasi perdamaian.

 

Ketua Hipmala, Ferza mengatakan acara aksi doa bersama digelar sebagai ungkapan keprihatinan atas konflik di Desa Agom dan Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan beberapa hari yang lalu.

"Aksi ini kami lakukan untuk bersama-sama merespon konflik-konflik horisontal yang terus terjadi di Indonesia khusunya yang baru saja terjadi di Agom dan Balinuraga," katanya di Yogyakarta.

Sementara, Ketua Himpunan Mahasiswa Bali, Darma mengungkapkan bahwa keikutsertaan mahasiswa Bali dalam aksi tersebut selain sebagai respon keprihatinan dari tragedi di Lampung Selatan juga bertujuan untuk turut mendorong terjadinya perdamaian di Indonesia.

Darma mengatakan perbedaan yang ada di Indonesia merupakan keniscayaan yang tidak seharusnya memicu konflik. "Kami di sini berbeda, saya Hindu kemudian teman-teman ada yang Muslim dan Kristen dari suku yang berbeda," katanya.

Acara yang semula diperkirakan dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut berlangsung dengan lancar dan tertib.

Aksi ditutup dengan pembacaan doa serta pembubuhan tanda tangan oleh seluruh peserta aksi di atas selembar kain putih panjang sebagai simbol komitmen mahasiswa Yogyakarta untuk selalu menjaga perdamaian.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement