Kamis 01 Nov 2012 15:04 WIB

David Trauma Digerebek Densus 88

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Fernan Rahadi
Densus 88 Polri
Foto: AP
Densus 88 Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Salah satu terduga teroris yang kini telah dibebaskan, David Ashari, mengaku masih trauma akibat penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88. Selama empat hari, David ditahan karena diduga memiliki keterkaitan dengan Azhar Bashir.

David mengatakan dirinya memang tidak mendapatkan tindak kekerasan dari aparat Densus 88. Namun suasana penggerebekan masih terekam jelas di benaknya.

"Yang bikin trauma saat penggerebekan, diborgol terus muka saya ditutup saat di mobil. Padahal saya sama sekali nggak tahu apa-apa," ujarnya saat ditemui di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (1/11).

Dalam penahanannya, David dijejali berbagai macam pertanyaan. Yang paling sering ditanyai adalah mengenai dugaan hubungannya dengan Ashar. "Saya nggak tahu apa-apa tentang Azhar," ujarnya waktu itu.

Hingga kini, kakaknya, Sunanto dan kerabatnya, Herman, masih ditahan. Saat ditahan, David berbeda ruangan dengan keduanya. "Alhamdulillah saya lihat mereka sehat," kata David.

Kakak dari David dan Sunanto, Nandi, menangis ketika mendengar David berbicara. Saat ditanya kenapa dirinya menangis, Nandi prihatin terhadap kondisi psikis sang ibu. "Ibu saya sudah tua, hampir tiap hari manggil nama Nanto," ujar Nandi.

 

Ia pun mengkhawatirkan kondisi  Nanto di tahanan. Pasalnya Nanto yang kini berusia 39 tahun memiliki penyakit asma dan vertigo. "Dia nggak boleh capek. Semoga Densus mau melepaskan karena adik saya bukan teroris," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement