REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Inggris, rombongan sempat transit selama dua jam di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (30/10).
Tepatnya di Dubai Internasional Airport. Meski tak lama, tetapi waktu yang singkat itu dimanfaatkan untuk meregangkan badan setelah duduk di pesawat selama enam jam. Rombongan pun digiring keluar pesawat. Presiden SBY beserta para menteri yang ikut diistirahatkan ditempat khusus, sedangkan sisanya beristirahat di tempat yang lain.
Saat menuju pintu keluar itulah, pemeriksaan per orang dilakukan. Waktu itu, seperti kebanyakan bandara lainnya, selalu ada pemeriksaan melalui metal detector. Tas, blazer, jas, hingga ikat pinggang dilepas agar tidak menimbulkan bunyi saat melintas pintu tersebut.
Entah mengapa, dua kali saya melewati pintu itu, selalu dibarengi dengan bunyi. Karena itu, akhirnya, petugas bandara pun menggiring saya dan mengharuskan pemeriksaan di seluruh badan. Seorang petugas perempuan dikerahkan.
Dengan sopan, ia meminta saya masuk ke ruangan dan mulai melakukan pemeriksaan. Dengan sopan pula, ia mengajak saya berbicara dengan bahasa Inggris. “Aaaa… Orang Indonesia?” tanyanya sambil mulai mengecek badan saya. “Ya,” jawab saya sambil tersenyum.
Dia mengenal adanya negara Indonesia. Selang beberapa detik, perempuan berjilbab itu kembali bicara.“Saya suka Indonesia,” katanya lagi Kembali, senyum saya pun mengembang.
“Saya punya pembantu (house maid) dari Indonesia. Dia sudah empat tahun bekerja,” katanya dengan bangga dan menunjukkan empat jari kanannya. Saya diam. “Ok. Sudah selesai. Silakan,” katanya setelah memeriksa badan saya dua kali