Selasa 30 Oct 2012 19:49 WIB

Kala Wartawan Belajar Teori Penyelamatan Jiwa

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerjaan menjadi seorang wartawan memang penuh risiko. Ketika melakukan tugas di lapangan, seringkali menemui bahaya yang bisa mengancam jiwanya. Berbagai keadaan darurat pun sering ditemuinya. Misalnya saja menemukan orang yang bahkan tak dikenalnya sekalipun dan kena serangan jantung. 

"Wartawan juga perlu mendapatkan pelatihan BCLS ini," ujar Kepala Divisi Diklat Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Ismoyo Sunu di Jakarta.

BCLS (Basic Cardiac Life Support) ini, menurutnya perlu dipelajari bagi kalangan umum. "Jadi bukan hanya tenaga medis saja yang bisa mengetahui teori penyelamatan jiwa ini," ujarnya.

Republika termasuk salah satu media yang beruntung mendapatkan pelatihan BCLS yang dilangsungkan hari ini, Selasa (30/10) di RSPJN Harapan Kita Jakarta Kali ini. Dalam pelatihan tersebut, diberikan teori penjelasan juga praktik langsung menangani orang yang mendapatkan kasus kegawatan medik.

Para jurnalis juga melalui dua kali tes, sekali sebelum diberikan penjelasan, dan satu kali di menjelang akhir acara. Jika hasil tes kedua bagus, para peserta pelatihan BCLS ini pun bisa mengantongi sertifikat Resusitasi Jantung Paru, atau yang dikenal dengan CPR (Cardio Pulmonary Ressuccitation).

Teori, praktik yang telah dilakukan, tes, dan sertifikat yang telah dikantongi ini, menambah satu keahlian lagi untuk mendukung pekerjaan sebagai jurnalis. Bagi kalangan lain yang ingin mendapatkan pelatihan seperti ini juga bisa. Terkait hal itu bisa dihubungi bagian RSPJN Harapan Kita yang berada di Jalan S. Parman, Slipi, Jakarta Barat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement