REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk meminimalisir tindakan perampokan di dalam taksi, Polda Metro Jaya mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan bahwa, kejadian perampokan di dalam taksi tersebut jangan dijadikan sebagai sesuatu yang paranoid. Namun masyarakat dihimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati.
"Ini jangan dijadikan paranoid, tapi harus tetap waspada jika akan naik taksi. Naiklah taksi yang resmi," ujar Rikwanto, Selasa (30/10).
Rikwanto menambahkan, periksa kembali identitas sopir taksi dan nomor taksi yang ditumpangi. Kemudian periksa apakah sopir taksi tersebut berseragam atau tidak.
Sebab, lanjut Rikwanto, seluruh taksi resmi yang ada di Jakarta sudah dilengkapi dengan identitas dan seragam. Selain itu, tidak ada salahnya untuk mencatat nomor polisi taksi yang ditumpangi dan memperhatikan rute jalan yang diambil oleh supir taksi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah perampokan di dalam taksi terjadi pada Sabtu(27/10) malam lalu di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Dua orang wanita bernama Michelle Widyawati (24 tahun) dan ibunya, Erna Widyawati (54) menjadi korban perampokan di dalam taksi tersebut.
Uang senilai Rp 13,7 juta juga sejumlah harta benda pribadi milik korban seperti Blackberry, handphone nokia, anting dan juga jam tangan digasak para pelaku di dalam taksi Primajasa.
Sebelumnya, hal yang sama juga menimpa Hani Cahyanti (43) pada Senin (15/10) malam lalu. Saat itu, Hani akan pulang dari kantornya di Jalan Yusuf Adiwinata dan menumpangi taksi Express.
Saat melintas di daerah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat sang sopir mengambil ATM BCA, Mandiri, Mandiri Syariah dan Danamon milik Hani. Selain itu, pelaku juga memaksa Hani memberitahukan nomor PIN di setiap kartu ATM tersebut. Tidak hanya itu, sejumlah barang berharga milik Hani pun ikut diambil oleh para pelaku.