REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Spanduk besar mencolok bertuliskan,“Selamat Datang Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,” persis terpampang di pintu masuk gerbang gedung pertemuan di tengah Kota Kembang, Bandung, Jawa Barat.
Tiga puluhan anak laki-laki dan perempuan sudah berbaris di depan lobi, mengenakan pakaian rapi, berpeci dan berbaju koko dan yang perempuan berkerudung cokelat tua, sambil memegang alat musik rebana, sudah sejak tadi dipersiapkan panitia untuk menyambut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.
Tak lama waktu berselang, tamu yang ditunggu datang dikawal voorijder. Musik rebana pun ditabuh menyambut rombongan menteri yang langsung masuk ruang VIP. Lima belas menit kemudian, Menteri beserta rombongan memasuki ruangan yang disambut dengan riuh tepuk tangan dari tiga ratusan anak-anak yang datang dari berbagai kabupaten/ kota se-Jawa Barat.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) menargetkan penarikan pekerja anak sebanyak 2.070 orang di 14 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Aksi ini guna mewujudkan Penarikan Pekerja Anak (PPA) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diarahkan bagi anak bekerja dan putus sekolah dari Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).
Wajah anak-anak riang dan gembira, walaupun mereka harus berjam-jam menuju lokasi acara di Bandung tersebut. Salah satunya Ridwan, seorang pekerja anak berasal dari Cirebon. Dia beserta puluhan anak merasa bahagia bisa ketemu Menakertrans Muhaimin, selama ini sering mendengar nama itu namun belum
pernah ketemu langsung.
Baru kali ini bisa ketemu, dia senang dengan program bagi anak-anak pekerja seperti dirinya. Sebelum mengikuti program yang digulirkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertans)
Cirebon, Ridwan bekerja besama puluhan pekerja anak lainnya di tempat pembuatan batu- bata.
Namun, setelah mengikut program tersebut dia pun mulai kembali tertarik untuk bisa sekolah kembali dan merencanakan masa depan dan cita-citanya yang hampir pupus karena harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. “Terima kasih Pak Menteri Muhaimin, berkat program Kemnakertarnas saya bisa sekolah
lagi,” ujar Ridwan dengan roman bahagia, saat diberi kesempatan berdialog langsung dengan Menakertrans Muhaimin dan diberi tepuk tangan meriah sama teman-teman lainnya. Bagi Ridwan, sekolah tidak lagi menjadi mimpi lagi dan menjadi barang mewah. Karena ada bantuan dari pemerintah. Membuat dirinya bersemangat untuk melanjutkan pedidikan yang terputus karena alasan ekonomi keluarga, jadi waktu itu hanya tamat Sekolah Dasar (SD). “Kalau sudah selesai sekolah, saya ingin melanjutkan sekolah
lagi biar pintar dan bisa menjadi polisi,” ucap dia sambil tersenyum.
Ridwan tidak sendirian, ratusan anak lainnya juga turut merasakan dari program yang dilakukan pemerintahan, melalui Disnakertrans di daerah masing-masing bisa merajut impian masa depan. (adv)