Ahad 28 Oct 2012 11:48 WIB

Dibutuhkan, Pemuda Indonesia yang Visioner

sumpah pemuda
sumpah pemuda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kajian Indonesia Constitutional (Icon) Watch kehadiran kaum muda yang visioner, cerdas serta tangguh sangat diperlukan untuk melanjutkan kepemimpinan bangsa dan memenangkan persaingan global saat ini.

"Indonesia membutuhkan pemuda yang cerdas, tangguh, peduli pada masyarakat, dan mampu memimpin bangsa dan negara dengan niat dan jia yang bersih alias antikorupsi," ujar Direktur Icon Watch, Razman Arif Nasution, di Jakarta, ahad (28/10), terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2012.

Menurut dia, para pemuda diharapkan lebih berperan dalam memajukan bangsa di tengah persaingan global yang menuntut penguasaan berbagai ilmu dan keterampilan, demi memenangkan persaingan. "Inilah pemuda visioner yang dibutuhkan sebagai impelementasi dari pesan perjuangan pemuda 1928," ujarnya.

Razman Arif mengemukakan, persoalan yang melilit bangsa ini sangat kompleks. Mulai budaya korupsi yang terus menggerogoti keuangan negara sehinga bangsa ini kehilangan kesempatan membangun, konflik yang terus terjadi di berbagai daerah serta di kalangan elite yang menggambarkan lunturnya nilai persatuan yang pernah dicetuskan Pemuda tahun 1928, hingga masalah mendasar yang belum menemukan rumus jitu untuk memajukannya seperti kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, dan perumahan.

"Belum lagi jika bicara masalah perbatasan, wilayah paling depan dalam kaitan batas negara yang sangat menyedihkan. Juga persoalan kekayaan alam kita yang kini hampir semuanya dikuasai koroprasi asing. Harus ada terobosan dari pemimpin pemuda yang visioner untuk memecahkannya," papar Razman Arif.

Karena itu pemuda dan elite bangsa ini, termasuk para calon pemimpin, baik capres maupun calon legislatif, sudah seharusnya sejak awal menyadari berbagai persoalan pokok yang dihadapi sebagai bangsa.

"Pemuda yang mempunyai kepemimpinan visioner dan nantinya diberi kesempatan memimpin, harus memanfaatkan momentum itu dan jangan terjebak kepentingan sesaat memperkaya diri dan kelompok," kata Razman.

Berbicara soal kepemimpinan pemuda, Razman juga menyinggung para pemuda yang dikenal sebagai aktivis dalam berbagai bidang, baik aktivis demokrasi dan HAM, antikorupsi, antipenindasan dan penistaan agama, maupun aktivis sosial lainnya.

Menurut dia, otokritik yang harus dilakukan adalah bagaimana mereka memperjuangkan sesuatu dengan cara yang santun dan beradab.

"Soal bahasa itu penting. Tujuan perjuangan yang murni demi kepentingan masyarakat banyak harus dilakukan dengan cara yang baik pula, termasuk menggunakan bahasa yang santun dan tidak menimbulkan dampak negatif," katanya.

Terkait hal itu, Razman mengajak aktivis pemuda sebagai pilar penting dalam pembangunan karakter bangsa ini untuk lebih memperhatikan soal bahasa. "Janganlah mengumbar kata, kalimat, apalagi makian kasar pada pihak lain, termasuk pada mereka yang kita benci. Tunjukkan data dan fakta kalau pihak lain bersalah karena itu lebih elegan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement