REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh P Daulay, mengatakan kecenderungan politik dinasti yang ditunjukkan sejumlah partai politik menjadi salah satu penghambat figur muda tampil sebagai pemimpin nasional.
"Parpol saat ini masih menerapkan politik dinasti. Figur-figur muda yang bisa tampil itu baru anggota keluarga dari pemimpin-pemimpin parpol," kata Saleh P Daulay seperti dikutip Antara.
Karena politik dinasti itu, figur-figur muda di luar keluarga pemimpin partai hanya menduduki posisi yang kurang strategis. Akibatnya, figur muda yang tampil menjadi kurang teruji kemampuannya.
Daulay kemudian mencontohkan figur Eddie Baskoro Yudhoyono -yang akrab disapa Ibas- dari Partai Demokrat dan Puan Maharani dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Keduanya tampil karena merupakan anak dari pemimpin partai.
"Wajar bila ada dugaan bahwa mereka bisa tampil karena faktor kedekatan keluarga dan bukan karena kemampuannya," ujarnya.
Namun, menurut dia, bukan berarti tidak ada figur muda di luar lingkaran keluarga pemimpin partai politik yang tidak bisa tampil. Dia mencontohkan Anas Urbaningrum yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
''Anas berhasil menunjukkan kemampuan dan ketokohannya dengan menjadi pemimpin salah satu partai besar,'' katanya. ''Itu menunjukkan dia berhasil mendapat kepercayaan dari konstituen Partai Demokrat dan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono.''