REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Khatib Syaifudin mengatakan umat muslim tidak harus berhaji ke Tanah Suci. Tapi, mereka cukup niat dan mengamalkan dana hajinya untuk orang yang membutuhkannya.
Dia menyampaikannya dalam khotbah pada shalat Idul Adha di Bengkulu, Jumat. Khatib mencontohkan kisah seorang tukang sol sepatu, Al Hamid, yang berniat menunaikan ibadah haji. Tapi, dia belum jadi berangkat karena menunggu giliran.
Tiba-tiba seorang tetangganya sangat butuh uang untuk makan dan kebetulan terkena musibah. Uang haji Al Hamid akhirnya diberikan kepada tetangganya yang membutuhkan dana hajinya tersebut.
Perbuatannya itu diketahui seorang ulama besar yang mendapat ilham bahwa Allah pada musim haji saat itu hanya menerima dua ibadah haji dari ribuan umat Muslim sedunia.
Salah satunya adalah ibadah haji Al Hamid. Ulama besar itu kemudian mencari Al Hamid dan akhirnya bertemu.
Ia bertanya kepada Al Hamid,"Kapan anda menunaikan ibdhah haji?"
Al Hamid menjawab belum pernah. ''Tapi sebelumnya punya niat, namun tidak kesampaian karena dana hajinya diberikan kepada tetangga yang sangat membutuhkan,'' jawab Al Hamid.
Berdasarkan kisah itu, ujar Khatib Syaifudin, maka disimpulkan amal berhaji tidak harus ke Tanah Suci. Tapi, itu cukup memberikan amal saleh kepada yang membutuhkan dan sudah punya niat berhaji.
''Namun, secara garis besar umat Muslim yang mampu diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji dan berupaya mendapatkan haji mambrur,'' ujar Khatib.