REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ada tiga hal yang penting dilakukan sebagai pertolongan pertama untuk anak yang merupakan korban bullying, kata psikolog dari Universitas Indonesia, Roslina Verauli.
"Yang pertama adalah ajari anak untuk 'say no' saat dia sedang di'bully'," ujar Roslina usai jumpa pers produk kesehatan untuk perempuan di Jakarta, Selasa.
Dalam hal ini, anak harus bisa bersikap asertif atau belajar untuk mengungkapkan rasa tidak nyamannya.
Anak juga harus dibantu agar memililki teman, karena menurut Roslina anak yang memiliki teman tidak akan menjadi korban bullying.
"Anak yang rentan di'bully' secara psikososial biasanya adalah penyendiri, anak itu juga biasanya tidak merasa aman dan nyaman sehingga tidak percaya diri sejak awal," ujar Roslina.
Yang ketiga adalah cobalah untuk bantu anak memperbaiki konsep dirinya, dengan cara memberi pujian pada anak saat dia mencapai satu hal positif.
"Beri kegiatan untuk anak yang menunjang kompetensinya, apa yang dia suka, dan biarkan dia berkembang dan turut berkompetisi supaya harga dirinya ikut terangkat," jelas Roslina.
Sebelumnya Roslina menjelaskan bahwa 'bullying' adalah ketika seseorang mendapat tekanan dari sekitar secara fisik, verbal, atau pun non verbal yang sudah mempengaruhi perasaannya bahkan eksistensi dirinya, sehingga dia merasa terintimidasi hingga tertekan.
"Dampak bullying memang tidak membuat anak menjadi trauma sosial secara langsung, namun bullying dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anak mengalami gangguan emosional dan depresi," imbuh Roslina