Selasa 23 Oct 2012 18:19 WIB

Paling Minim Listrik, Papua Kebut Elektrifikasi

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Panel Surya (ilustrasi)
Foto: MATOA. ORG
Panel Surya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Rasio elektrifikasi (RE) di Papua ditargetkan bisa mencapai 60 persen hingga akhir tahun ini. General Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) cabang Papua dan Papua Barat Robert Sitorus mengatakan untuk meningkatkan RE, pelanggan listrik harus ditambah 177 ribu pengguna baru.

“Papua dan Papua Barat masih ada 15 kabupaten yang belum terjangkau PLN. Nantinya, PLN akan hadir secara bertahap,” ujar Robert, Selasa (23/10).

Saat ini, pelanggan listrik baru mencapai 316 ribu rumah tangga. RE di pulau ini merupakan terendah di Indonesia atau baru mencapai 30 persen.

 Robert mengatakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, PLN berupaya melakukan kerjasama dengan swasta dalam bentuk pemanfaatan excess power dari pembangkit listrik milik swasta. 

Selain itu, diversifikasi energi BBM ke non-BBM dioptimalkan untuk menurunkan biaya produksi listrik. Saat ini, penggunaan BBM untuk pembangkit listrik di Papua mencapai 183 juta Liter, dari kuota 200 juta liter.

 Diharapkan, konsumsi BBM ini bisa terus dikurangi dengan menambah pembangkit yang bertenaga surya.

Sementara itu, untuk menggenjot RE, PLN mendistribusikan paket panel surya dan tiga lampu hemat energi sehen kepada masyarakat di sekitar kabupaten Pegunungan Bintan yang belum terjangkau jaringan distribusi PLTS.

Manager Niaga PLN cabang Papua dan Papua Barat Mukhtar mengatakan kabupaten Pegunungan Bintang memiliki 34 distrik (kecamatan) yang memerlukan listrik. Saat ini, yang sudah mendapatkan distribusi lampu baru lima distrik.

Ditargetkan 3400 rumah bisa mendapatkan panel surya dan lampu sehen hingga akhir tahun ini. Dari paket panel surya seharga Rp 1.300.000 ini, penduduk bisa mendapatkan panel surya dan tiga unit lampu, beserta fasilitas untuk mengisi ulang batere ponsel. Masyarakat mendapatkan panel ini secara cuma-Cuma. Ke depan, kemungkinan akan ditarik biaya untuk pemerliharaan dan keberlanjutan elektrifikasi Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement