REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) A Muhaimin Iskandar menilai, kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi tidak hanya berkewajiban menghasilkan manusia Indonesia yang cerdas dan memiliki kualitas akademik yang tinggi, tetapi juga mampu menciptakan sarjana-sarjana siap pakai oleh pasar kerja yang ada di Indonesia.
“Saya berharap, perguruan-perguruan tinggi di Indonesia turut membantu pemerinah dalam mengurangi, bahkan menghilangkan angka pengangguran yang masih tergolong tinggi. Caranya, dengan menghasilkan sarjana-sarjana yang memang dibutuhkan oleh dunia kerja,” kata Menakertrans, di Jakarta.
Muhaimin melihat, masih banyak lulusan-lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap oleh pasar kerja alias menjadi pengangguran. Padahal untuk menghasilkan gelar akademik yang tinggi itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, baik yang dikeluarkan oleh orang tua maupun pemerintah.
“Tetapi angka pengangguran dari kelompok ini cenderung terus bertambah. Padahal, setiap tahun tidak kurang dari 300 ribu sarjana dihasilkan oleh kampus-kampus yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” kata Muhaimin.
Menurut Muhaimin, dalam menciptakan manusia-manusia unggul, baik dari sisi intelektual maupun dunia kerja, peran rektor menempati posisi yang sangat penting. Pasalnya, rektor dapat dikatakan banyak menentukan arah kebijakan kampus.
“Memang di setiap perguruan tinggi ada ketua yayasan atau wali amanah, dan yang lainnya, tetapi bagaimana pun rektor menempati posisi yang sangat strategis dalam mengambil dan menentukan kebijakan kampus,” ujarnya.
Sayangnya, Menakertrans melihat masih ada fenomena rektor-rektor yang lebih berpikir melangit ketimbang membumi. Lebih banyak berpikir mengawang-ngawang, ketimbang mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki skill, bahkan high skill yang siap bersaing di dunia kerja.
“Saya berhartap, rektor berpikir lebih realistis bahwa yang dibutuhkan oleh mahasiswa ketika selesai kuliah adalah memperoleh pekerjaan,” kata Muhaimin.
Bahkan menurut Menakertrans, seharusnya setiap rektor membuat program yang tidak saja mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang diterima oleh pasar kerja, tetapi juga sarjana-sarjana yang mampu menciptakan lapangan kerja.
“Di situlah letaknya peran strategis rektor dalam mempersiapkan sarjana-sarjana yang kelak ketika lulus nanti bisa turut membantu pemerintah dalam program pengurangan angka pengangguran, sebagai darma bakti mereka kepada masyarakat,” ujarnya. (adv)