REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Publik, Djoko Setijowarno menyarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berpikir ulang untuk membangun monorel di Jakarta. Ia menilai, monorel hanya cocok dibangun di kawasan wisata.
Sebagai angkutan, monorel memiliki daya angkut dan kecepatan rendah. Sementara biaya pembangunan memakan biaya tinggi.
Untuk itu ia menyarankan pemerintah berpikir ulang untuk membangun monorel sebagai angkutan massal di Jakarta. “Pikir ulang,” ujar Djoko Setijowarno, Senin (22/10).
Djoko mencontohkan monorel yang menghubungkan Pulau Sentosa dengan daratan Singapura untuk jarak kurang dari lima kilometer. Selain itu, monorel di Kuala Lumpur sepanjang sembilan kilometer yang tidak dikembangkan lagi.
Dia menganggap transportasi massal yang cocok di Jakarta adalah busway. Sementara, solusi alternatif tiang pancang yang sudah terlanjur dibangun adalah dengan pembangunan Light Rail Transit (LRT). Selain LRT, menurutnya bisa juga digunakan untuk jalur busway.
Pemerintah, lanjutnya, tinggal menghitung keunggulan masing-masing dan disesuaikan dengan subsidi pemda DKI Jakarta.
"Beban biaya subsidi yang memungkinkan mana. Masalahnya sudah ada tiang pancang yang tak terpakai," kata dia.