Ahad 21 Oct 2012 21:15 WIB

Yusril: Sistem yang Bikin Korupsi Marak

Rep: Asep Wijaya/ Red: Hafidz Muftisany
Yusril Ihza Mahendra
Foto: Antara
Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Yusril Ihza Mahendra, menegaskan, sistem pemerintahan saat ini masih memberikan ruang bagi praktik korupsi. Artinya, ungkap dia, fokus pemerintah masih pada upaya pemberantasan bukan pencegahan.

"Saat ini kita terlalu fokus pada penegakan hukum sementara upaya pencegahan diabaikan," tutur Yusril di sela-sela acara peluncuran buku "Republika Galau" karya Bambang Soesatyo di Kantor YLBHI, Ahad (21/10).

Kondisi seperti itu, ucap Yusril, harus segera dihentikan agar praktik korupsi dapat diminimalisasi. Caranya, ungkap dia, adalah dengan melakukan pembenahan sistem pemerintahan.

Situasi demikian, ungkap Yusril, ibarat ada jalan rusak yang tidak kunjung dipugar. Akan tetapi, sejumlah ambulans telah disediakan untuk membawa orang-orang yang mengalami kecelakaan akibat jalan itu.

Sehingga, tutur Yusril, bilamana ada orang yang celaka dan terluka, mereka dapat segera dibawa dengan ambulans tersebut. Namun begitu, jalan tempat orang lewat tetap dibiarkan rusak.

"Semoga ini bukan pembiaran sistem yang sengaja dibuka agar praktik korupsi tetap ada," jelas Yusril.

Lebih lanjut, Yusril mempertanyakan peran presiden yang sempat berujar akan memimpin perang terhadap korupsi di awal pemerintahannya. Pertanyaan itu terlontar lantaran dia tidak melihat upaya yang jelas dari pemimpin negara itu.

"Tidak ada tindak lanjut konkret dari janjinya itu," ucap Yusril.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement