REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pesantren Daarul Qur'an, Ustaz Yusuf Mansur, mengungkapkan saat ini pemerintah Indonesia sedang kebingungan mengatasi masalah karakter bangsa. Padahal, jelas dai muda kelahiran Betawi ini, karakter bangsa sudah ada di Alquran dan Sunnah.
''Saat ini pemerintah lagi kebingunan bagaimana mengurus karakter bangsa. Padahal, karakter bangsa sudah ada di Al Quran dan Sunnah,'' tandas Ustadz Yusuf Mansur kepada ROL di Yogyakarta, Sabtu (20/10) di sela-sela launching Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Bermain (TB) AnakQu (Anak-anak Al Quran) di Yogyakarta.
Dengan pengurangan jam pelajaran yang diwacanakan pemerintah belakangan ini, papar penggagas konsep Rumah Tahfidz Quran di seluruh Indonesia ini, mestinya ada kesempatan untuk mengisi para siswa dengan materi-materi yang dulu dihilangkan, yaitu budi pekerti, akhlak, akidah, moral.
''Apalagi dengan cara-cara yang diizinkan Allah SWT melalui Ustadz Yusuf Mansur dengan konsep one day one ayat (satu hari satu ayat), menghafal Quran jadi mudah sekali. Hanya lima menit satu hari, masak nggak bisa?'' tegasnya.
Ia mendukung rencana pemerintah mengurangi jam pelajaran yang semula jumlahnya mencapai belasan pelajaran rencananya dikurangi hanya menjadi enam pelajaran. ''Dicopot pelajaran, kemudian dimasukkan pelajaran moral, akhlak, akidah dan Alquran sehingga bisa lebih powerfull karakter anak-anak.''
Ustadz Yusuf Mansur mengungkapkan, di beberapa negara maju dan berkembang seperti Selandia Baru, jumlah pelajaran tidak terlalu banyak hanya dua pelajaran. ''Begitu Sabtu-Minggu, anak-anak di sana jadi penjaga kebun, jadi suster, membantu rumah tangga, jadi tukang pel di mal. Pelajar di sana seperti itu setiap Sabtu dan Minggu. Anak-anak di kita nggak sempat karena terlalu dijejali banyak pelajaran setiap harinya.''