Jumat 19 Oct 2012 17:57 WIB

Warga Empat Desa Tolak Rencana Bandara di Kulonprogo

Rep: Heri Purwata/ Red: Hazliansyah
Sejumlah pekerja memasukkan tas para penumpang ke dalam bagasi pesawat Lion Air rute Yogyakarta - Jakarta di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, Rabu (29/2). Pemprov DIY mewacanakan pembangunan bandara baru untuk menggantikan Bandara Adi Sucipto di Kabupaten
Foto: Antara Foto
Sejumlah pekerja memasukkan tas para penumpang ke dalam bagasi pesawat Lion Air rute Yogyakarta - Jakarta di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, Rabu (29/2). Pemprov DIY mewacanakan pembangunan bandara baru untuk menggantikan Bandara Adi Sucipto di Kabupaten

REPUBLIKA.CO.ID, WATES, JAWA TENGAH – 600 warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal, Jumat (19/10), melakukan unjuk rasa di depan rumah dinas Bupati Kulonprogo, menolak rencana pembangunan bandar udara (Bandara) di Kecamatan Temon. Mereka berasal dari empat desa yaitu Jangkaran, Sindutan, Palihan, dan Glagah.

"Mereka sudah membubuhkan tanda tangan penolakan terhadap pembangunan Bandara di atas lahan pasir milik kami," kata Purwinto, Ketua Wahana Tri Tunggal yang mempimpin unjuk rasa tersebut, Jumat (19/10).

Penolakan, lanjut Purwinto, didasari atas tiga hal. Pertama, mereka ingin mempertahankan hak milik yang merupakan peninggalan nenek moyang. Kedua, lahan pasir memberikan manfaat bagi banyak orang karena memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat maupun daerah lain.

Ketiga, lahan pasir merupakan lahan yang sangat subur sehingga banyak memberikan kontribusi ekonomi warga maupun warga lain yang mencari kerja di tempat tersebut.

“Lahan itu merupakan satu-satunya hak milik peninggalan nenek moyang dan nanti sebagai akhirnya untuk peninggalan anak cucu ke depan,” kata Purwinto.

Ketika ditanya apakah sudah ada sosialisasi terhadap warga akan dibangunnya Bandara, Purwinto mengaku belum ada. Mereka mengetahui akan dibangunnya Bandara di lahan mereka dari media massa.

“Selama ini memang belum ada sosialisasi, kami tahu tentang pembangunan Bandara lewat media. Jadi belum ada pemberitaan resmi dari pemerintah kepada warga,” katanya.

Sementara Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo yang menanggapi pengunjuk rasa mengatakan unjuk rasa ini merupakan bagian dari demokrasi. Pihaknya, saat ini juga belum bisa memastikan kapan akan dilakukan pembangunan Bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement