Kamis 18 Oct 2012 13:05 WIB

'Pesawat Maksi Air' Alami Kerusakan Roda

Rep: Heri Purwata/ Red: Hazliansyah
Simulasi Kecelakaan Pesawat
Foto: Antara Foto
Simulasi Kecelakaan Pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pesawat Maksi Air mengalami kerusakan. Baru sepuluh menit mengudara, pesawat meminta return to base (RTB) kembali ke Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.

Pesawat berhasil mendarat, namun swing dan mengalami kebakaran di sisi pesawat bagian kiri.

"Simulasi ini dimaksudkan untuk melihat kesiapsiagaan SDM, fasilitas dan prosedur tetap (Protap) penanggulangan kondisi darurat," kata Agus Andriyanto, General Manager (GM) PT Angkasa Pura 1 Adi Sutjipto Yogyakarta, Kamis (18/10).

 

Dijelaskan Agus, simulasi penanggulangan kondisi darurat yang dilakukan Kamis (18/10), merupakan kategori latihan kecelakaan pesawat terbang menengah.

Skenarionya, pesawat B 737 900ER Maksi Air PK-NDB nomor penerbangan 240 dengan 85 penumpang lepas landas dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta menuju Jakarta pukul 09.30 WIB.

Namun sekitar 10 menit kemudian pesawat mendadak minta return to base (RTB) atau kembali turun ke Bandara Adi Sutjipto. Pesawat, kata Agus, mengalami kerusakan pada roda pendaratan sebelah kiri.

Kerusakan ini diinformasikan kepada petugas tower. "Pesawat berputar-putar di atas Bandara untuk membuang fuel, dan pilot memastikan apakah roda pendaratan sebelah kiri dapat masuk atau tidak. Ternyata tidak bisa," katanya.

Akhirnya, petugas tower memberitahukan kepada asisten manajer ADC/APP tentang kerusakan dan meneruskan ke manajer operasi. Selanjutnya informasi tersebut diteruskan ke General Manajer (GM).

Langkah berikutnya, GM berkoordinasi dengan unit-unit yang terkait untuk mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) atau pusat pengendalian operasi gawat darurat. Saat pesawat mendarat mengalami swing ke kiri dan pesawat mengalami kebakaran sebelah kiri.

Dalam simulasi ini ada lima orang luka berat, 10 orang luka ringan, dua orang pingsan, delapan selamat dan tidak ada korban jiwa. "Alhamdulillah hanya dalam waktu dua menit api bisa dipadamkan. Target maksimal waktu pemadaman hanya tiga menit," katanya.

Untuk pelatihan penanggulanan keadaan darurat, kata Agus, ada tiga katagori yang harus dilakukan. Yaitu, top table (selalu dilatih), ketrampilan khusus dan full exercise (keadaan darurat).

"Saat ini berlatih keadaan darurat. Ini sekaligus untuk melatih fisik petugas keadaan darurat," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement