Rabu 17 Oct 2012 22:47 WIB

Kemenakertrans: Lebih Baik Dialog Daripada Mogok

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Sejumlah buruh melakukan aksi unjuk rasa di pintu masuk Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,Rabu (3/10).(Wihdan Hidayat/Republika)
Sejumlah buruh melakukan aksi unjuk rasa di pintu masuk Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,Rabu (3/10).(Wihdan Hidayat/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pemerintah meminta perlu ada dialog antara buruh dan juga pekerja. Cara ini, dipandang lebih baik ketimbang harus melakukan mogok nasional.  

"Lebih baik dipikirkan bersama dengan kepala dingin," kata Staf Ahli Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari, Rabu (17/10).

Pemerintah, kata Dita, selalu berusaha mencari jalan keluar untuk segala permasalahan buruh. Kemenakertrans pun selalu mengupayakan mencairkan segala kebuntuan.

Sebelum mogok nasional selanjutnya, kata Dita, lebih baik dibicarakan melalui forum resmi yang dibentuk atas perintah Undang-Undang. "Tripartit adalah wadah untuk membicarakan, mendiskusikan, memberi saran dan pertimbangan di dalam hal masalah ketenagakerjaan," ucapnya.

Dita mengatakan pemerintah sangat terbuka mengenai solusi dan. pencarian titik temu perbedaan pandangan antara pengusaha dan pekerja. "Kemenakertrans akan senantiasa menjembatani dan mencarikan jalan terbaik sehingga kompromi dapat tercapai," ujarnya.

Dialog dengan pekerja bisa difokuskan seputar masalah sistem pengupahan nasional, sistem outsourcing atau kontrak kerja, dan sistem jaminan sosial bagi pekerja dengan melibatkan unsur serikat perkerja dan asosiasi pengusaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement