Selasa 16 Oct 2012 15:52 WIB

111 Kasus Chikungunya Muncul di Klaten

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Dewi Mardiani
Nyamuk Cikungunya
Nyamuk Cikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Kasus Chikungunya tahun 2012 muncul lagi di Kabupaten Klaten. Padahal, tahun sebelumnya, daerah ini dinyatakan nihil dari penyakit yang bersumber dari alphavirus akibat gigitan nyamuk spesies aedes aegypti.

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten mencatat, hingga Oktober ini terdapat 111 kasus Chikungunya. Catatan angka kasus ini diperkirakan masih bisa bertambah lagi. Ini sehubungan dengan terjadi perubahan musim, dari musim kemarau memasuki musim hujan.

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang DKK Klaten, Heri Martanto, menyebutkan munculnya kasus Chikungunya di sini karena disebabkan beberapa faktor. ''Seperti kurangnya antisipasi dari masyarakat, peralihan musim, dan kemungkinan virus yang dibawa orang dari luar daerah,'' tutur dia, Selasa (16/10).

Heri mengungkapkan, munculnya kasus Chikungunya yang menyerang puluhan warga di tiga kecamatan endemis Chikungunya, di antaranya  Kecamatan Kalikotes, Kecamatan Gantiwarno, dan Kecamatan Wedi. Ketiga kecamatan tersebut merupakan sebagian besar dari kasus Chikungunnya yang muncul pada tahun 2012.

''Dalam beberapa pekan terakhir, kami mendapat laporan jika ada sejumlah warga di dua dukuh, yakni Dukuh Gatakrun dan Gombang, Desa Pasung, Kecamatan Wedi juga mengalami Chikungunya. Namun, kami sudah lakukan fogging atau pengasapan di kawasan tersebut,'' kata dia.

DKK Klaten, kata Heri, terus berupaya mengantisipasi agar endemis Chikungunya terus meluas memasuki musim hujan ini. Salah satu upaya yang dilakukan ini adalah, melakukan penyuluhan mengenai program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Kepala Dinkes Kabupaten Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan, serangan penyakit Chikungunya sama halnya dengan DBD (Demam Berdarah Dengue), yakni penyakit bersumber dari virus yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk. Salah satu solusinya adalah, dengan pola hidup bersih dan sehat.

“Kami berharap, melalui program PHBS akan mampu menekan penyebaran penyakit Chikungunya. Sedangkan jika memang sudah sulit dikendalikan, maka langkah terakhir adalah dengan fogging,” ujar Ronny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement