Senin 15 Oct 2012 22:00 WIB

Bonus Demografi Harus Dimanfaatkan secara Optimal

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Chairul Akhmad
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sri Moertiningsih Adioetomo, mengatakan ada beberapa syarat agar bonus demografi bisa tercapai.

Pertama, yakni suplai tenaga kerja produktif yang besar harus diimbangi dengan lapangan pekerjaan sehingga pendapatan perkapita naik dan bisa menabung yang akan meningkatkan tabungan nasional.

Kedua, tabungan rumah tangga diinvestasikan untuk kegiatan produktif. Ketiga, jumlah anak sedikit memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja, membantu peningkatan pendapatan.

Keempat, anggaran yang sebelumnya dipakai untuk anak usia 0-15 tahun karena jumlah berkurang, bisa dialihkan untuk peningkatan sumber daya manusia untuk usia 15 tahun ke atas seperti untuk traning, pendidikan, dan upaya pemeliharaan kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan penanggulangan perilaku tidak sehat seperti alkohol, narkoba, rokok dan seks bebas.   

Guru Besar FEUI lainnya, Dorodjatun Kuntjoro, mengatakan untuk dapat memanfaatkan peluang adanya bonus demografi perlu dilakukan aksi sejak dini. Seluruh pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat perlu terlibat dan berpartisipasi.

Misalnya, dalam hal penurunan fertilitas sebagai salah satu syarat mencapai peluang bonus demografi. Penurunan fertilitas ini tidak akan tercapai bila masyarakat tidak berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB). "Jika tidak dilakukan aksi sejak sekaran, maka yang akan terjadi adalah door to disaster," ujarnya, Senin (15/10).

Jumlah penduduk produktif yang besar jika tidak diikuti dengan kualitas tinggi, maka berarti Indonesia akan memiliki penduduk besar tetapi tidak produktif. Jika pemerintah tidak menyediakan lapangan kerja atau peluang usaha yang kondusif, maka kondisi ini akan diikuti dengan jumlah pengangguran tinggi.

"Pengangguran ini akan didominasi oleh penduduk muda dan terdidik yang dapat mendorong timbulnya social unrest dan peningkatan jumlah penduduk miskin," kata Dorodjatun.

Menurut dia, untuk menghindari terjadinya door to disaster perlu dilakukan upaya keras dalam penurunan fertilitas, peningkatan kualitas penduduk, baik dari sisi kesehatan maupun pendidikan. "Adanya employment creation dan job creation yang baik mampu mendorong percepatan perekonomian negara," ucapnya.

Jika hal tersebut diimplementasikan dengan baik di seluruh wilayah Indonesi maka pemerataan kesejahteraan akan tercapai dan peluang yang tercipta dari bonus demografi dapat termanfaatkan secara optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement