REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ancaman bom terhadap Pesawat Lion Air Boing 737 dengan nomor penerbangan JT 568 tujuan Yogyakarta-Denpasar di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, hanya ancaman orang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan keresahan dan mencari sensasi.
"Kami telah melakukan pengecekan ulang barang-barang penumpang baik yang ada di bagasi pesawat dan penumpang dari Yogyakarta, tidak ditemukan bahan peledak. Ini hanya ancaman `gombal" untuk mencari sensasi," kata Airport Duty Manager PT Angkasa Pura, Izuddin di Yogyakarta, Ahad (14/10).
Ia mengatakan, nomor telepon dari penelpon gelap yakni 0818349696. Penelpon gelap menghubungi operator Lion Air di Yogyakarta sebanyak dua kali pada 17.20 WIB dan 17.31 WIB. Dalam percapakan tersebut, penelpon gelap mengatakan bahwa ada bahan peledak yang berada ditas dalam pesawat Lion Air.
"Pada awalnya, kami sudah yakin bahwa tidak ada bahan peledak dalam pesawat. Untuk lebih meyakinkan lagi, kami melakukan pengecekan ulang dengan sinar x. Pesawat Lion Air ini terbang dari Jakarta-Yogyakarta-Denpasar," kata Izuddin.
Asisten Manajer Informasi dan Tapor Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Faizal Indra Kusuma mengatakan, ancaman bom tersebut tidak benar. Setelah dilakukan pemeriksanaan terhadap barang-barang penumpang, Pesawat Lion Air dapat diberangkatkan kembali pada 21.25 WIB atau mengalami penundaan sekitar 55 menit.
"Total penumpang pesawat Lion Air 200 orang. Pesawat sudah diberangkatkan tadi, dan tidak ditemukan bahan peledak seperti dalam acaman," kata dia.