REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia sudah siap dengan kedatangan Environmental Protection Agency (EPA), lembaga perlindungan lingkungan Amerika Serikat (AS) untuk meninjau perkebunan sawit di Indonesia.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan tidak ada alasan EPA tidak mengakui CPO Indonesia sebagai produk yang sustainable atau berkelanjutan. “Kita sangat siap,” ujar Bayu, saat ditemui di kantornya, Jumat (12/10).
Ia mengatakan, sudah ada 1,5 juta lahan sawit di Indonesia yang mendapatkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Artinya, kelapa sawit Indonesia secara bisnis sudah memenuhi syarat ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Nantinya, kata dia, perkebunan sawit di Indonesia diwajibkan memiliki sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan dianjurkan memiliki RSPO.
Plt Kepala Badan Standadisasi Nasional (BSN), Suprapto, mengatakan Indonesia harus bisa meyakinkan Amerika bahwa CPO Indonesia tidak merusak lingkungan. Indonesia juga sudah mulai promosi ISPO ke Jerman dan Rusia agar CPO Indonesia bisa diterima.
Sertifikat ISPO yang diberikan diharapkan bisa mewakili pengurangan menurunkan emisi karbon sebesar 17 persen. “Jadi kita baru memulai utk ISPO,” kata Suprapto.