Selasa 09 Oct 2012 17:14 WIB

Ikatan Alumni Trisakti Bantah Sebarkan Pesan 'Tangkap Kapolri'

Universitas Trisakti
Universitas Trisakti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pidato soal perselisihan KPK dan Polri, Senin (8/10). Beragam tanggapan muncul mengomentari turun tangannya presiden untuk menengahi perseteruan dua lembaga penegak hukum tersebut.

Sempat beredar pesan berantai via broadcast BlackBerry Messenger (BBM) (baca: Beredar Pesan Berantai Tangkap Kapolri) yang mengatasnamakan Ikatan Alumni Universitas Trisaksti untuk "menjemput" Kapolri Timur Pradopo.

Namun Kabid. Hukum dan Advokasi Ikatan Alumni Universitas Trisakti, Rivai Kusumanegara membantah pesan berantai itu berasal dari lembaganya. "Pesan tersebut tidak pernah diedarkan oleh Ikatan Alumni Univesitas Trisakti," tulisnya dalam pesan elektronik ke ROL, Selasa (9/10).

Disaat yang bersamaan, pihaknya juga mengeluarkan pernyataan sikap terkait kisruh yang menimpa KPK dan Polri. Menurutnya upaya pemberantasan korupsi adalah amanat reformasi 1998 yang harus terus didukung.

"Ikatan Alumni Univesitas Trisakti mendukung sepenuhnya penuntasan pelanggaran hukum yang masih belum terselesaikan," bunyi pernyataan tertulis tersebut. Selain itu perlu juga dikuatkan lembaga hukum agar lebih bersih, berwibawa dan bersinergi.

Seperti diketahui, saat terjadi Tragedi Trisakti 1998, Timur Pradopo masih menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat. Sebagai Kapolres Jakbar, Timur bertanggung jawab langsung dalam pengerahan pasukan pada tragedi yang menewaskan empat mahasiswa, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Timur sempat dipanggil  Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP HAM) Trisakti, Semanggi I-II. Namun ia tak pernah datang. Sampai laporan KPP HAM dikirim ke Kejagung, Timur tidak pernah memenuhi panggilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement