Kamis 04 Oct 2012 20:39 WIB

Komisi V Tinjau Kembali Kenaikan Tarif

Rep: Indah Wulandari/ Red: Dewi Mardiani
  Sejumlah petugas mengevakuasi gerbong KRL Commuter Line Jurusan Bogor-Jakarta Kota yang anjlok dan menabrak pembatas rel di Stasiun Cilebut, Bogor,Kamis (4/10).
Foto: Jafkhairi/Antara
Sejumlah petugas mengevakuasi gerbong KRL Commuter Line Jurusan Bogor-Jakarta Kota yang anjlok dan menabrak pembatas rel di Stasiun Cilebut, Bogor,Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Komisi V DPR menyesalkan kejadian anjloknya rangkaian Commuter Line (CL) jurusan Bogor-Jakarta di Stasiun Cilebut, Bogor, Kamis (4/10) pagi. Kejadian yang terjadi hanya berselang tiga hari setelah kenaikan tarif KRL itu mendorong operator KRL segera memenuhi standar pelayanan minim (SPM) dan keselamatan.

“Saya sangat menyesalkan mengapa musibah ini sampai terjadi. Apalagi diduga kecelakaan ini akibat adanya rel yang gompal di stasiun Cilebut. Seharusnya kerusakan rel ini bisa diketahui lebih awal jika pemeriksaan rutin rel dilakukan, sehingga tidak menyebabkan kecelakaan. Apalagi posisi kerusakan relnya dekat dengan stasiun seperti yang dilaporkan berbagai media,” ujar anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia.

Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, ujar legislator PKS ini, anjloknya kereta CL di stasiun Cilebut juga harus mendapat perhatian Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Jika tidak segera dievaluasi, Yudi memastikan Komisi V akan meminta pemerintah meninjau ulang kenaikan tarif kereta CL yang diberlakukan mulai 1 Oktober lalu.

“Kalau pelayanannya masih seperti ini, apalagi sampai mengabaikan faktor keselamatan, kami di Komisi V akan mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kenaikan tarif CL. Karena kenaikan tarif seharusnya diikuti dengan peningkatan pelayanan agar konsumen tidak dirugikan,” kata Yudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement