Rabu 03 Oct 2012 14:01 WIB

PRT Tewas di Toko Kelontong

Rep: Muhammad Ghufron/ Red: Hafidz Muftisany
Mayat (ilustrasi)
Foto: www.pollsb.com
Mayat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JATINEGARA--Diduga korban pembunuhan, seorang pembantu rumah tangga ditemukan teregang nyawa di sebuah toko klontong di Jalan Otista Raya Nomor 59 Rt.05 Rw.09 Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Korban diketahui bernama Acun alias Nona (48 tahun).

Indikasi Acun menjadi korban pembunuhan karena ditemukan luka tusuk serius di bagian leher sebelah kanan, serta luka lecet di lutut kanan dan kiri. Korban yang tergeletak di gudang pertama kali dilihat Denio (35) yang merupakan rekan Acun berjaga di toko, Selasa (2/10), sekitar pukul 13.00 siang.

"Tubuhnya ditutup dengan kardus," kata saksi dalam laporan kepolisian, Rabu (3/10). Ketika itu, Denio hendak mengantarkan makan siang kepada korban yang berada di toko. Namun keadaan toko terkunci, hingga saksi mencari cara untuk masuk ke dalam.

Saksi juga sempat mengintip dari atas loteng, dan mendapati korban sudah tergeletak tak bernyawa. Denio pun langsung melaporkan kejadian itu ke pemilik toko, Citrawati, yang kemudian diteruskan ke Polsek Metro Jatinegara.

Anggota yang meluncur ke lokasi mendapati korban yang mengenakan baju putih dan celana jeans berwarna biru itu sudah berlumur darah. Kondisinya, tampak terlentang dengan posisi tubuh miring ke kanan.

Korban yang mempunyai ciri-ciri tinggi badan sekira 160 sentimeter, berambut pendek sebahu itu langsung dievakuasi petugas. Kapolsek Jatinegara Komisaris Suminto mengatakan, mayat perempuan tersebut diduga kuat merupakan korban pembunuhan. "Belum diketahui akibat dirampok atau diperkosa," ujarnya.

Sejauh ini polisi masih melakuan penyelidikan terkait motif pembunuhan pembantu rumah tangga tersebut. Menurut Suminto, itu dengan menghimpun keterangan dari barang bukti dan saksi mata di lokasi kejadian. "Jumlah pelaku juga belum diketahui," kata dia.

Lebih lanjut, sambung Kapolsek, jenazah perempuan itu dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat guna keperluan autopsi. "Kami masih melakukan verifikasi dan pengembangan (penyelidikan)," demikian Suminto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement