REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Sejumlah petani yang tergabung dalam Organisasi Tani Lokal Sumber Tani menjadi korban intimidasi yang dilakukan oknum mandor dan keamanan Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara IX Kawung, Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu, Cilacap.
"Kami mendapat laporan tentang hal itu dari para petani setelah pematokan dan pembagian lahan telantar PTPN IX Kawung Cilacap seluas 344 hektare untuk 2.288 keluarga di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu," kata Direktur Institut Pemberdayaan Masyarakat (Inspera) Jarot C Setyoko dalam jumpa pers di Purwokerto, Selasa (2/10).
Ia mengatakan, menurut mereka, ada yang didatangi ke rumahnya, bahkan tidak berani pulang. "Sampai ada petani yang dicegat di jalan dan diancam agar tidak melanjutkan penggarapan tanah tersebut.
Menurut dia, pematokan dan pembagian lahan terlantar milik PTPN IX Kawung itu, dilakukan secara simbolis oleh anggota DPR RI Budiman Sudjatmiko pada 22 September lalu, berdasarkan hasil kesepakatan dalam pertemuan 12 Maret 2012.
Ia mengatakan, pertemuan pada 12 Maret tersebut menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan sementara penggarapan lahan perkebunan yang selama ini disewa petani dan menyepakati pembentukan tim pemerataan lahan garapan yang diketahui oleh pihak perkebunan.
"Sesuai kesepakatan, tim pemerataan lahan garapan terdiri muspika, pemerintah desa, dan perwakilan warga," katanya. Akan tetapi, kata dia, patok yang telah dipasang pada 22 September di atas lahan seluas 344 hektare tersebut hilang pada Senin (24/9).
Selain itu, lanjutnya, dua orang anggota Organisasi Tani Lokal (OTL) Sumber Tani dihadang oleh sekelompok orang preman bersenjata tajam yang diduga dibekingi mandor perkebunan pada 26 September.
"Orang-orang itu mengancam akan membunuh dua petani ini jika tetap meneruskan menggarap lahan. Intimidasi juga dialami oleh Ketua OTL Sumber Tani Sumardi yang rumahnya didatangi oleh sekelompok orang bersenjata tajam, hingga akhirnya Pak Sumardi mengungsi," katanya.
Ia menduga intimidasi tersebut dilakukan oleh orang-orang yang tidak mendukung pemerataan lahan garapan yang selama ini disewa oleh petani dari perkebunan.
Terkait intimidasi tersebut, Ketua Serikat Tani Merdeka (Setam) Cabang Cilacap Sarwono mengatakan, pihaknya telah mendampingi Sumardi beserta petani lainnya untuk melapor kepada Kepolisian Sektor Majenang dan Cimanggu terkait intimidasi terhadap mereka.
Menurut dia, laporan tersebut ditujukan untuk meminta perlindungan dari kepolisian.
"Alhamdulillah saat ini rumah Pak Sumardi dijaga dua polisi. Besok, kami juga akan melaporkan konflik tanah yang terjadi di Majenang dan Cimanggu kepada kepolisian karena penggarapan lahan terlantar tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama," katanya.
Sebelum adanya penggarapan dan pendistribusian lahan untuk 2.288 petani, kata dia, telah digelar pertemuan antara petani, PTPN IX Kawung, Komisi A DPRD Cilacap, muspika, Badan Pertanahan Nasional, dan sebagainya.
Saat dihubungi wartawan dari Purwokerto, Administratur PTPN IX Kawung Sigit Pramono enggan berkomentar banyak terkait permasalahan yang dialami petani.
Dia meminta aksi tersebut untuk tidak dikaitkan dengan PTPN IX Kawung.