REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hingga saat ini, pristiwa G30S masih menyimpan pertanyaan besar terkait siapa pelaku dibaliknya. Sejauh ini dari pemikiran pakar sejarah ada enam pelaku skenario dibalik pristiwa tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan menjelaskan keenam pelaku skenario dari pristiwa G30S itu adalah PKI, petinggi AD, CIA, Presiden Soekarno, Intelijen AS dalam kampanye global anti-Komunisme dan aktor bersinggungan dalam situasi 'chaotic'.
"MUI berpendapat PKI adalah aktor tunggal pristiwa G30S PKI," kata dia dalam acara Halaqah Kebangsaan mengungkap Fakta dan Peristiwa Kelam tahun 1965 (G.30 S PKI).
Menurut Amidhan, pristiwa G30S merupakan efek dari pengaruh global antara kubu sosialisme dan komunisme dan anti-sosialisme dan komunisme secara masif. Meski Indonesia sebagai selaku penggagas KTT Non-Blok, namun ada pertarungan internal yang mengakibatkan fragmentasi nasional itu tercermin dalam hasil pemilu 1955 yang melahirkan empat kekuatan besar, yakni Nasionalis (PNI), Agama (NU-Masyumi), Komunis (PKI).
Dengan modal sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia, PKI dengan leluasa menyebarluaskan paham komunisme. Misi PKI, melenyapkan tegaknya syariat Islam yakni dengan menempatkan pemungut zakat sebagai salah satu tujuh setan desa. "Jelas ini usaha menghilangkan fungsi zakat sebagai pemerataan pendapatan guna mengurangi kesenjangan ekonomi," kata dia.
PKI, kata Amidhan, juga semakin nyata dalam mencapai tujuannya itu dengan mengedepankan aksi konfrontatif dan beringas yakni menyerang dan membunuh para santri dan kiai di pedesaan. Mereka berdalih usaha itu wujud dari memerangi para tuan tanah. "Sejak itulah, para tokoh Muslim dan santri memberikan reaksi keras dengan melakukan perlawanan balik atas pembunuhan yang dilakukan unsur-unsur PKI," pungkasnya.