REPUBLIKA.CO.ID, MANADO--Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Sulawesi Utara, Parlindungan Tampubolon mengimbau, operator kapal mewaspadai cuaca jelang akhir tahun.
"Biasanya mulai Oktober hingga Desember, angin mulai bertiup kencang dan mempengaruhi tinggi gelombang di perairan daerah kabupaten kepulauan," kata Tampubolon, di Manado, Sabtu (29/9).
Dia mengatakan, cuaca di bulan-bulan ini biasanya gelombang bisa mencapai lima meter. Situasi itu membutuhkan kehati-hatian nakhoda pada saat kapal akan keluar dari Pelabuhan Manado atau Bitung menuju ke Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe dan Talaud.
Meski demikian menurut dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan dan badan meteorologi dan geofisika (BMKG), untuk memantau pergerakan cuaca dari waktu ke waktu.
Biasanya menurut Tampubolon, apabila ada "warning" dari BKMG bahwa terjadi cuaca buruk, dimana angin bertiup kencang, hujan lebat yang disertai dengan tinggi gelombang ekstrem, pelabuhan akan ditutup untuk aktivitas pelayaran, sampai cuaca benar-benar normal.
"Otoritas seperti BMKG sangat membantu memberikan informasi terkini, mengenai cuaca di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Utara. Termasuk mengenai kecepatan angin maupun tinggi gelombang perairan di masing-masing wilayah," kata dia.
Tampubolon mengimbau, nakhoda kapal tidak melakukan pelayaran pada saat terjadi cuaca ekstrim dan membahayakan keselamatan penumpang dan kapal.
Selain itu menurut dia, peralatan komunikasi, navigasi serta peralatan kedaruratan harus tersedia, sehingga di situasi-situasi sulit sekalipun tidak sampai menimbulkan kecelakaan transportasi. "Paling penting juga adalah bagaimana operator kapal memperhatikan kelayakan kapal. Kalau tidak layak, jangan coba-coba mengoperasikannya," tegas Tampubolon.