Kamis 27 Sep 2012 17:46 WIB

Pesan Gus Dur: Mau Jadi Pemimpin, Hormati Pemimpin Sebelumnya

Rep: Indah Wulandari/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah warga menggelar acara peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah warga menggelar acara peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dalam peringatan 1.000 Hari Wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Pendiri dan Mahaguru PKB) di Kantor DPP PKB, Rabu (26/9), mengungkapkan bagaimana sikap Gus Dur menghadapi rezim Orde Baru (Orba).

“Di era Orde Baru, sikap tegas dan fokus pada tujuan juga ditunjukkan Gus Dur. Menjelang peralihan ke reformasi, dia pernah diundang oleh Presiden Suharto,” tutur politisi yang akrab disapa Cak Imin ini.

“Saat itu, kondisinya sudah berada di kursi roda. Kalangan politisi dan ulama muda merasa takut bila Gus Dur menghadiri undangan tersebut.”

Di luar dugaan, Gus Dur justru berkata,"Tidak usah takut kalau mau jadi lurah, ya harus dekati lurah yang terdahulu."

Cak Imin mengartikan pesan itu sebagai sebuah ilmu kepemimpinan. Jika menginginkan menjadi pemimpin harus dapat menghormati pemimpin yang sebelumnya.

"Kita harus bisa meniru apa yang telah diajarkan oleh Gus Dur, seperti yang dikatakan olehnya, berjuanglah dengan apa yang kita miliki. Dan ikhlas terhadap kebutuhan kita, karena kebutuhan itu hanya numpang lewat saja," kata Cak Imin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement