REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil hitung cepat menggambarkan pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) akan menduduki posisi gubernur dan wakil gubernur periode 2012-2017. Menanggapi kemungkinan tersebut, dunia usaha dan perdagangan di DKI menyikapinya dengan positif.
"Dunia usaha cenderung menyikapi positif dan menghargai setiap hasil demokrasi. Termasuk pemimpin yang baru. Asalkan nantinya ada sikap yang konsisten dalam memajukan perekonomian ibu kota yang secara statistik terus membaik," tegas Eddy Kuntadi, Ketua Kamar Dagang Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Ahad (23/9).
Lima pilar yang dimaksudkannya merupakan penyangga pertumbuhan ekonomi DKI. Pilar itu sebelumnya telah disepakati bersama sejak kepemimpinan Fauzi Bowo sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Jadi siapapun pimpinannya, dunia usaha DKI ingin, pemprov tetap menjunjung lima pilar itu, dan melibatkan kami secara aktif dalam pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan perekonomian Jakarta," katanya.
Lima pilar itu diantaranya, pengembangan kekuatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut dia, UMKM merupakan kekuatan ekonomi terbesar DKI Jakarta saat ini. Sehingga, dukungan maksimal dari Pemprov DKI terhadap pemberdayaan UMKM menjadi sangat penting.
Sebelumnya, Pemprov DKI telah mendirikan Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) sebagai partisipasi aktif dalam pembiayaan UMKM. Dalam hal ini, pilar pembiayaan sangat penting. Pilar selanjutnya, mengembangkan potensi ekonomi dari sektor pariwisata.
Selanjutnya, pembangunan infrastruktur merupakan pilar yang harus terus dibangun. Infrastruktur semua sektor menjadi penyangga dunia usaha. Pilar yang disebut Eddy harus konsisten digiatkan adalah reformasi birokrasi.
Pemerintahan DKI yang baru nanti, dikatakan Eddy, harus tegas dalam menjalankan reformasi birokrasi. Karena birokrat merupakan tonggak utama dalam tatanan pemerintah untuk mengarahkan pertumbuhan suatu daerah.