Sabtu 22 Sep 2012 16:53 WIB

Butuh Waktu Lama Musnahkan Seluruh Bom Terduga Teroris

Ledakan
Ledakan

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Pemusnahan bahan peledak untuk bom oleh aparat di rumah terduga teroris, Subarkah Himawan (Wawa), di Kelurahan Kentingan, Kota Solo, Sabtu, diperkirakan membutuhkan waktu cukup lama karena jumlahnya banyak, kata Ketua Rukun Warga XI Kentingan, Sutardi.

"Sebelumnya tadi saya sudah diundang aparat untuk menyaksikan di rumah itu," katanya di Solo, Sabtu. Ia memperkirakan pemusahan berbagai bahan untuk pembuatan bom melalui peledakan itu yang dilakukan aparat kepolisian selesai sekitar pukul 20.00 WIB karena memang jumlahnya cukup banyak.

Petugas, katanya, juga harus cukup berhati-hati menangani bahan-bahan untuk pembuatan bom tersebut. Bila bahan peledak itu diambil untuk dipindahkan ke tempat lain yang relatif lebih aman, katanya, risiko yang harus ditempuh Tim Gegana cukup besar. "Kalau diambil sangat berisiko," katanya.

Peledakan pertama mulai sekitar pukul 13.00 WIB dan kemudian tim itu mempersiapan untuk peledakan lanjutan. Hingga sekitar pukul 15.00 WIB, telah berlangsung dua kali peledakan bahan bom milik terduga jaringan teroris yang ditangkap aparat Densus 88 Antiteror Polri di rumah di Jalan Halilintar RT 02 RW11 Kentingan, Kecamatan Jebres, Kota Solo itu.

Terduga teroris, Wawa, ditangkap petugas pada Sabtu sekitar pukul 09.30 WIB. "Kami sudah mendapat penjelasan dari petugas, rata-rata butuh persiapan 15 menit sebenarnya untuk setiap peledakan. Untuk kerusakan rumah akibat peledakan itu nanti diselesaikan bersama," katanya.

Masyarakat masih menyaksikan rumah milik terduga teroris itu dari radius lebih dari 100 meter karena aparat kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi setempat.

Hesti (28), kakak kandung Wawa (22) mengaku sudah cukup lama tidak saling berbicara dengan terduga teroris itu.

"Kami memang satu rumah dengan Wawa, tetapi tidak pernah omong sudah dua tahun lebih. Kalau sudah dikasih tahu, dia selalu membantah," katanya.

Ia juga mengaku tidak tahu apakah Wawa terlibat jaringan terorisme. "Tidak tahu apa bener teroris, tunggu saja pemeriksaan petugas," katanya.

Ia mengatakan, adiknya itu adalah mahasiswa Fakultas Teknik Elektro di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Surakarta. Istri Wawa yang bernama Tri, satu fakultas dengan suaminya itu di perguruan tinggi swasta tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement