Kamis 20 Sep 2012 11:25 WIB

AS Sebaiknya Bijak Sikapi Film Hina Islam

Film Innocence of Muslims yang memantik kemarahan umat Islam. (ilustrasi)
Foto: .mstarz.com
Film Innocence of Muslims yang memantik kemarahan umat Islam. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MEDAN - Pemerintah Amerika Serikat diharapkan dapat bersikap bijaksana dalam kasus pembuatan film "Innocence of Muslims" dengan menindak warganya yang telah menimbulkan kemarahan umat Islam internasional.

"Sebagai negara besar, AS seharusnya tampil ke depan untuk membuat emosi umat Islam menjadi tenang," kata pengamat sosial politik dari IAIN Sumatera Utara Ansari Yamamah di Medan, Kamis (20/9).

Sebagai alumni program studi "Religious Pluralism in USA" pada 2010, Ansari mengaku sangat memahami jika AS menerapkan kebijakan pluralisme beragama yang sangat kuat. 

Dari penilaian selama ini, kebijakan yang dilakukan pemerintah AS di negaranya selalu mengutamakan hak asasi global jika dibandingkan kepentingan dan kebebasan individual semata.

Karena itu, sangat wajar jika pemerintah AS juga melakukan kebijakan serupa dengan menghargai perasaan umat Islam internasional dibandingkan sekadar melindungi warga negaranya yang melakukan penghinaan terhadap agama lain. Kebijakan itu juga perlu dilakukan pemerintah AS untuk mencegah ulah individual warganya yang dapat menimbulkan kebencian global terhadap negara adidaya tersebut.

"Pemerintah AS dibawah kepemimpinan Presiden Barack Obama harus lebih arif dan mengambil langkah tegas terhadap film itu," katanya.

Sebelumnya, seorang warga AS bernama Sam Bachile membuat film Innocence of Muslims yang dinilai menghina dan merendahkan Nabi Muhammad SAW. Pembuatan dan penyebarluasan film tersebut telah melukai hati umat Islam dan menuai protes di berbagai negara, serta mendorong sikap anti-AS.

Di Libya, film yang diunggah melalui Youtube tersebut telah mendorong penyerangan Konsulat AS di Bengazhi, Libya, dan mengakibatkan sejumlah diplomat Amerika Serikat tewas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement