REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu mencatat 29 ekor harimau Sumatera atau panthera tigris sumatrensis muncul akibat kerusakan hutan di daerah itu.
"Sebanyak 29 ekor harimau Sumatera atau panthera tigris sumatrensis muncul akibat kerusakan hutan di daerah ini selama Januari 2011 hingga pertengahan September 2012," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Anggoro Dwi Sujianto, di Bengkulu, Selasa.
Ia menjelaskan selama 2011 sebanyak 11 ekor harimau Sumatera muncul di sekitar hutan di Provinsi Bengkulu. Lokasi hutannya telah dirambah manusia untuk menjadi kebun.
"Jumlah harimau Sumatera yang muncul sejak Januari sampai pertengahan September 2012 meningkat yakni menjadi 18 ekor,'' katanya ''Peningkatan kasus kemunculan harimau karena hutan yang menjadi habitat raja hutan itu telah dirusak manusia."
Lokasi kemunculan harimau Sumatera pada 2011 antara lain hutan lindung Bukit Daun Desa Trans Mangkurajo, Kabupaten Lebong; hutan produksi terbatas Air Rami, Kabupaten Bengkulu Utara; Talang Kedung, Desa Petai Kayu, Kabupaten Seluma; Desa Lalang Mukomuko dan Rejang Lebong.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
