Kamis 13 Sep 2012 15:46 WIB

PU: Kemacetan Terburuk di Jakarta Diprediksi pada 2014

Kemacetan Parah di Jakarta
Foto: Republika/Wihdan
Kemacetan Parah di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum mengkhawatirkan kemacetan parah di Jakarta terjadi pada 2014. Hal ini terjadi, karena jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan di ibu kota.

"Pada 2014 jika tidak ada pembenahan sistem transportasi Jakarta, maka lalulintas akan 'stuck'," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Setiabudi Albamar, di Jakarta, Kamis (13/9).

Menurut Setiabudi, jaringan jalan akan mengalami kejenuhan pengguna, terutama di daerah perkotaan. Panjang jalan yang ada di Jakarta hingga saat ini kata Setiabudi adalah sekitar 7.208 kilometer. Sedangkan kebutuhan akan jalan di Jakarta hingga 2012 terhitung sebesar 12 ribu kilometer.

"Itu berarti jalan yang tersedia saat ini baru memenuhi 60 persen kebutuhan masyarakat Jakarta atas jalan," kata Setiabudi. Dia menilai, jika pembenahan sistem transportasi tidak segera dilakukan, maka kemacetan akan terjadi pada 2014 jika melihat pertumbuhan penjualan kendaraan saat ini.

Setiabudi menjelaskan, terdapat beberapa poin untuk meningkatkan kualitas sistem transportasi yang terdiri dari sisi keselamatan transportasi, pengusahaan transportasi, jaringan transportasi serta peningkatan Sumber Daya Manusia dan penggunaan teknologi dalam moda transportasi agar efisien.

Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta hingga pada 2011 mencapai 13.347.802 unit. Jumlah tersebut terdiri dari mobil penumpang sebanyak 2,54 juta unit, mobil muatan atau truk sebanyak 581 ribu unit, bus 363 ribu unit, dan sepeda motor sebanyak 9.861.451 unit. Ditlantas melaporkan prediksi pertumbuhan kendaraan pada 2012 sekitar 10-12 persen.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian PU menggunakan sekitar 45 - 55 persen anggarannya dalam membangun jalan di seluruh Indonesia. "Pembangunan di Jakarta sendiri sudah sekitar 50 persen, dan kami yakin hingga akhir tahun bisa capai diatas 90 persen baik itu penyerapan anggaran atau pun pembangunan," jelas Setiabudi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement