REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Wakil Presiden Boediono membuka secara resmi penyelenggaraan Forum Elpiji Dunia (World Liquified Petroleum Gas Forum) ke-25 di Nusa Dua, Bali, Rabu (12/9).
Ajang tahunan tersebut diikuti hampir 1.000 peserta yang berasal dari pelaku industri, produsen dan juga pemangku kebijakan di 67 negara.
Hadir pula dalam acara antara lain Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Andy Sommeng dan Presiden Asosiasi Elpiji Dunia Ramon de Luis Serrano.
Penyelenggaran forum tersebut merupakan kedua kalinya di Bali setelah tahun 1996.
Bertindak sebagai tuan rumah adalah Pertamina sebagai wakil Indonesia. Dalam forum juga dilakukan kegiatan pameran yang dibuka Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, konferensi tersebut memiliki nilai strategis bagi Indonesia sebagai tuan rumah yakni menunjukkan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji.
"Program konversi minyak tanah ke elpiji di Indonesia menjadi catatan penting di dunia, yang belum pernah dicapai oleh negara manapun," ujarnya.
Menurut dia, dalam waktu singkat, Indonesia mampu menekan penggunaan minyak tanah yang memakan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) terbesar yakni hingga Rp 70 triliun per tahun ke elpiji.
Dengan demikian, Indonesia berhasil mencapai tiga manfaat sekaligus dalam program konversi elpiji ke minyak tanah yakni mengurangi subsidi, mengurangi kemiskinan, dan mewujudkan "clean" energi.