Senin 10 Sep 2012 21:00 WIB

Sail Morotai akan Dihadiri Dubes AS, Australia, Jepang

Sail Morotai 2012
Foto: paguntakacity.blogspot.com
Sail Morotai 2012

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE - Sejumlah Duta Besar (Dubes) Negara sahabat di antaranya Amerika Serikat (AS), Australia dan Jepang akan menghadiri acara puncak penyelenggaraan Sail Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) 15 September 2012.

Kepala Sekretariat Panitia Sail Morotai, Dadang N. mengatakan di Ternate, Senin (10/9), kehadiran Dubes dari Amerika Serikat (AS), Australia dan Jepang di Sail Morotai tersebut sekaligus untuk menyaksikan peresmian museum Perang Dunia II.

Museum Perang Dunia II yang akan diresmikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serangkaian acara puncak Sail Morotai tersebut dibangun untuk mengenang Morotai sebagai pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II.

"Veteran Perang Dunia II pada ketiga Negara tersebut juga akan hadir di Sail Morotai. Mereka juga akan ikut menyaksikan peresmian museum tersebut disamping mengikuti berbagai kegiatan lainnya yang disiapkan oleh panitia Sail Morotai," katanya.

Sebanyak 5000 tamu, undangan dan wisatawan juga diperkirakan akan hadir pada acara puncak Sail Morotai tersebut, termasuk diantaranya yang datang menggunakan kapal layar yang tergabung dalam Yatch Rally.

Ia mengatakan, Presiden SBY bersama ibu Negara Ani Yudhoyono semua dijadwalkan bermalam di Morotai, untuk itu, pemda telah membangun sebuah resort di Tanjung Dehigila untuk penginapannya.

Namun, dalam jadwal terakhir Presiden SBY tidak jadi bermalam. Presiden akan tiba di Morotai pada Sabtu Pagi dan setelah meresmikan Sail Morotai serta sejumlah kegiatan lainnya akan langsung kembali ke Jakarta pada Sabtu Siang.

Dadang menambahkan, pemda dan panitia Sail Morotai telah melakukan berbagai persiapan untuk mensukseskan penyelenggaraan Sail Morotai tersebut, mulai dari pembangunan infrastrukturnya sampai pada penyiapan acara pada puncak penyelenggaraan Sail Morotai itu.

Khusus untuk akomodasi, panitia terpaksa menggunakan pula rumah warga yang telah dikemas menjadi home stay, tenda khusus dari TNI serta hotel terapung (kapal pelni), karena kapasitas penginapan di daerah itu sangat terbatas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement