Selasa 11 Sep 2012 04:06 WIB

Puluhan Hektare Lahan Gagal Panen, Beginilah Nasib Petani

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Endah Hapsari
Petani memeriksa sawah yang kering akibat kekurangan pengairan
Foto: Antara
Petani memeriksa sawah yang kering akibat kekurangan pengairan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Nasib para petani di wilayah Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang kian terpuruk. Musim kemarau yang masih berlangsung telah memupus harapan mereka memanen tanaman kacang hijau.

Puluhan hektare lahan tanaman kacang hijau di kelurahan ini mengalami puso akibat kekeringan. Sebelumnya, mereka sangat berharap pergantian pola tanam kacang hijau ini masih bisa memberikan hasil.

Sebab --pada awal musim kemarau lalu-- tanaman padi yang ditanam di atas areal lahan tadah hujan ini juga mengalami puso. “Untuk kedua kalinya, kami gagal menikmati hasil,” ungkap Sartini (41), salah seorang petani.

Menurutnya, dalam menghadapi musim kemarau ini para petani sudah mengantisipasi dengan merubah pola tanam palawija, dalam hal ini kacang hijau. Namun karena tanaman ini juga tidak mendapatkan air sama sekali, akhirnya pun banyak yang mati.

Kalaupun ada masih ada tanaman yang bertahan hidup juga tidak menghasilkan biji kacang hijau. “Kebanyakan tanaman tidak subur, bahkan tanaman inipun mengering sebelum berbunga,” tambahnya.

Parjan (37), petani lain mengaku sejumlah petani terpaksa memanen lebih dini tanaman mereka. Umumnya petani takut tanaman kacang hijau ini sebelum mati kekeringan.

Namun hasil yang didapat juga tidak maksimal karena masa panen yang belum waktunya juga mempengaruhi kualitas bulir kacang hijau yang dihasilkan. “Banyak kacang hijau yang kopong tak berisi,” jelasnya.

Ia menambahkan, di wilayah Kelurahan Rowosari ada lebih dari 25 hektare lahan tadah hujan yang ditanami kacang hijau. Karena umumnya petani ini mengubah pola tanam.

Namun musim kemarau yang panjang membuat sebagian besar tanaman palawija ini puso. Akibatnya tak sedikit petani di kelurahan ini yang merugi akibat tanaman kacang hijau mereka gagal panen.

Nasib petani kian tak beruntung. Sebab untuk beralih pola tanam kacang hijau ini petani mengandalkan modal dari pinjaman. Mulai pinjaman dari bank plecit hingga modal kredit dari pegadaian.

Akibatnya, beban petani kian bertambah dengan tanggungan utang pinjaman modal ini. “Saya sendiri untuk modal menanam kacang hijau ini juga utang di bank plecit Rp 759 ribu,” kata Parjan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement