Sabtu 08 Sep 2012 15:55 WIB

Hentikan Radikalisme Perlu Peran Semua Pihak

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Karta Raharja Ucu
Situs yang menyerukan radikalisme. Ilustrasi
Foto: AP
Situs yang menyerukan radikalisme. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris mengatakan menepis radikalisasi perlu menggandeng semua pihak. Sejak didirikan dua tahun lalu, BNPT melakukan sejumlah upaya melakukan deradikalisasi.

Langkah tersebut antara lain dengan membentuk satuan tugas. Irfan menjelaskan, pihaknya juga berusaha mengundang pimpinan atau pembina pondok pesantren untuk berdialog. Mengadakan workshop atau pelatihan mengenai radikalisme hingga memasukkan materi deradikalisasi dalam kurikulum pesantren.

Selain itu, imbuh Irfan menjelaskan, BNPT juga melakukan pendampingan atau advokasi terhadap pihak yang diduga berpotensi radikal. "Program lain melakukan rehabilitasi terhadap keluarga pelaku aksi tero," katanya saat diskusi bertema 'Teror tak Kunjung Usai' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).

"Kami," lanjut Irfan, "Pernah mengundang keluarga Amrozi dan Ali Imran untuk memberikan pemahaman bagi mereka," ujar pria yang saat itu mengenakan jas abu-abu dan baju koko, Sabtu (8/9).

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh P Daulay mengimbau agar masyarakat tidak mengeneralisasi semua pesantren menganut paham radikal. Untuk menepis pandangan yang sudah terlanjur melekat di masyarakat tersebut, menurutnya perlu adanya upaya dialog dengan pihak terkait. (baca: Tepis Radikalisme, Pesantren Harus Membuka Diri).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement