REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN - Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, mengatakan bencana tsunami tidak dapat dicegah. Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat menghentikannya.
"Karena itu, upaya yang perlu dilakukan adalah bagaimana sedapat mungkin jika tsunami terjadi, itu tidak ada korban yang jatuh," kata dia di Kota Pariaman, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka peninjauan rencana pembangunan tempat penampungan (shelter) evakuasi tsunami di Desa Nareh I Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.
Terkait adanya kemungkinan adanya pendapat para ahli tentang gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami di pantai barat Sumatera khususnya Sumbar, ia mengatakan semua pihak harus sama-sama berupaya untuk tidak ada korban dengan melakukan berbagai antisipasi.
Salah satu langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah membangun shelter yang dijadikan tempat penampungan sementara masyarakat selama dua jam setelah tsunami terjadi.
Jika gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami terjadi, masyarakat hanya punya waktu 30 menit untuk evakuasi menuju ke tempat yang tinggi. Hal itu mengingat kecepatan gelombang tsunami mencapai 400 kilometer per jam. ''Salah satu sarana evakuasi yang dinilai paling tepat adalah menuju shelter,'' kata dia.