Kamis 06 Sep 2012 22:11 WIB

'Kematian Bayi Tinggi, Efektivitas Jampersal-Jamkesmas Dipertanyakan

jamkesmas
jamkesmas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Efektivitas program jaminan persalinan (Jampersal) dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dipertanyakan. Pasalnya menurut Anggota Komisi IX DPR RI, Zuber Safawi, anggarannya terus meningkat tetapi angka kematian bayi tetap tinggi.

"Angka bayi baru lahir yang meninggal di Indonesia masih di atas target MDGs (tujuan pembangunan milenium-rED), padahal waktu yang dimiliki pemerintah hanya tinggal tiga tahun lagi," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/9).

Berdasarkan data Kemenko Kesra, angka kematian bayi masih sebesar 34 bayi per 1.000 kelahiran atau masih lebih tinggi dari target MDGs, yakni 25 per 1.000 kelahiran.

Menurut Zuber, hal ini menunjukkan bahwa berbagai program pemerintah berbiaya tinggi di bidang kesehatan seperti Jampersal dan Jamkesmas, masih belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Padahal anggaran Jampersal-Jamkesmas 2012 mencapai Rp7,5 triliun atau naik Rp1,2 triliun dari tahun sebelumnya.

"Saya ragukan validitas laporan Kemenkes yang menyebutkan serapan jamkesmas-Jampersal 2011 mencapai 100 persen, karena outputnya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan," ujarnya.

Dijelaskannya bahwa kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak masyarakat yang tidak terakses Jampersal. Mereka melahirkan di rumah atau dukun-dukun beranak yang tentu saja meningkatkan risiko kematian pada ibu dan bayi.

Jaminan persalinan merupakan program gratis bagi ibu bersalin sejak periode kandungan, melahirkan, hingga pascamelahirkan oleh tenaga medis yang berkompeten di unit-unit pelayanan kesehatan yang ditunjuk.

Selain itu, Zuber juga mempertanyakan sejauhmana upaya pencegahan pada penyebab tingginya kematian bayi. "Saya yakin upaya pencegahan dan promotif kesehatan biayanya akan lebih murah ketimbang upaya kuratif (pengobatan), sehingga harus ada perubahan mendasar dalam paradigma kesehatan," tambahnya.

Dia juga mengatakan bahwa seharusnya peran posyandu, promosi kesehatan oleh puskesmas, dan unit layanan kesehatan hingga ke pelosok daerah bisa maksimal dalam mensosialisasikan program-program promotif, khususnya kesehatan ibu dan bayi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement