REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia dan Australia bekerjasama dalam bidang pencarian dan penyelamatan atau Search and Rescue (SAR).
Kerjasama ini diperlukan untuk meningkatkan kemampuan personel dalam pencarian korban kecelakaan baik di darat, laut, maupun udara.
Menteri Pertahanan Australia, Steven Francis Smith, menerangkan SAR harus menjadi fokus yang harus dikuasai personel militernya.
"Kami ingin cepat bertindak. Semakin cepat semakin banyak orang yang berhasil diselamatkan," jelasnya, di Kantor Kementerian Pertahanan Indonesia, Jakarta, Selasa (4/9).
Menurutnya, penyelamatan memerlukan skill yang harus dikembangkan. Pelatihan SAR ini diikuti oleh Militer Australia dengan TNI. Latihan bersama ini dilangsungkan di Pusdikpassus, Batujajar, Bandung. Latihan bersama ini direncanakan akan berlangsung sampai 15 September 2012.
Tidak kurang dari 30 personel Kopassus dan 18 personel dari pasukan khusus Australia terlibat dalam pelatihan itu. Kedua delegasi akan berlatih sejumlah materi, diantanya menembak reaksi, pertempuran jarak pendek, dan pembebasan tawanan di hutan.
Danjen Kopassus dalam amanatnya yang dibacakan Danpusdikpassus, Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa, mengatakan latihan bersama ini adalah kelanjutan dari latihan bersama Dawn Kokabura tahun 2011 yang lalu.
Tujuan latihan bersama ini selain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit, juga dimaksudkan untuk membangun keterpaduan antara pasukan khusus Indonesia dan pasukan khusus Australia.
Diharapkan melalui latihan bersama ini akan diperoleh gambaran sejauhmana kekuatan, kemampuan dan kesiagaan operasi pasukan khusus kedua negara dalam menghadapi setiap ancaman yang akan mengganggu kedaulatan masing-masing negara.