Selasa 04 Sep 2012 17:17 WIB

DPR Desak Seimbangkan Kepentingan AS-RI atas Freeport

Rep: Aghia Khumaesi/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( kanan), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton (kiri) berjabat tangan saat kunjungan pertemuan di Kantor Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa (4/9). Bersama dengan delegasi mereka membicarakan soal peningkatan h
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( kanan), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton (kiri) berjabat tangan saat kunjungan pertemuan di Kantor Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa (4/9). Bersama dengan delegasi mereka membicarakan soal peningkatan h

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR mendesak pemerintah agar menyeimbangkan kepentingan manfaat dan keuntungan Freeport antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia. Sehingga, Freeport tidak akan diambil alih oleh pihak Asing khususnya AS. "Ketidakseimbangan kepentingan manfaat itu harus dipecahkan melalui renegoisasi," ujar Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq di Gedung Parlemen Jakarta, Selasa (4/9).

Menurutnya, Indonesia diminta segera mungkin membicarakan nasib penanganan Freeport ini. Terlebih, kata dia, terkait kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Hillary Clinton ke Indonesia yang diisukan untuk mengambil alih Freeport.

Untuk itu, guna mengatasi hal ini, pemerintah harus secepatnya melakukan renegoisasi dengan kepentingan keuntungan yang berimbang antara AS dan Indonesia. "Memang dipertanyakan apakah Indonesia bisa melepaskan ancaman freeport ini dari AS, rasanya sih tidak. Tapi, Kalau tidak percepat renegoisasi kepentingan keuntungan," ungkap politikus PKS ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement