Senin 03 Sep 2012 21:28 WIB

Puncak Kemarau, Petani Nekat Tanam Padi

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Chairul Akhmad
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Puncak musim kemarau yang sedang berlangsung di Kabupaten Indramayu, ternyata tak menyurutkan minat para petani untuk menanam padi. Padahal, ancaman kekeringan siap menghadang proses tanam.

Berdasarkan pantauan ROL, tindakan para petani yang nekat menanam padi saat kemarau sedang mencapai puncaknya itu terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Di antaranya Desa Patrol, Patrol Baru, Patrol Lor, dan Mekar Sari.

Areal persawahan di sejumlah desa tersebut rata-rata baru mulai pengolahan tanah dan penyemaian benih. Salah seorang petani di Desa Mekar Sari, Miska (55), mengatakan baru menggarap sawahnya kurang dari sebulan yang lalu.

Dia mengaku tergiur menanam padi karena harga jual gabah yang sangat tinggi. “Ya, ini mah nekat saja,” ujar Miska, Senin (3/9).

Miska mengaku semula sempat ragu untuk menanam padi saat ini karena sangat sulit mendapat pasokan air pada puncak musim kemarau. Namun, keraguannya akhirnya hilang setelah mendapat jaminan air irigasi dari aparat desa setempat.

Menurut dia, sesuai jaminan aparat desa, air irigasi yang bersumber dari waduk Jatiluhur itu memang datang ke wilayahnya. Namun, aliran airnya sangat minim sehingga tidak dapat masuk ke areal sawahnya. Padahal, retakan tanah di sawahnya sangat lebar akibat terlalu lama kering sehingga membutuhkan pasokan air dalam jumlah banyak.

Untuk mengatasi hal itu, Miska terpaksa menyewa mesin pompa air untuk memasukkan air ke areal sawahnya. Dia pun harus berjaga di malam hari untuk memastikan air tetap mengalir ke wilayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement