Senin 03 Sep 2012 11:02 WIB

Tolak Gunakan BBM Nonsubsidi, Sopir Truk Geruduk Kantor Gubernur

Bengkulu
Bengkulu

REPUBLIKA.CO.ID,  BENGKULU -- Polisi terpaksa mengeluarkan gas air mata dan "water canon" untuk membubarkan kerumuman sopir truk yang berdemonstrasi di depan Kantor Pemerintah Provinsi Bengkulu, Senin pagi.

Aparat melakukan hal itu setelah kelompok sopir merangsek barikade keamanan di depan pintu gerbang pemerintahan daerah setempat menggunakan sebuah mobil jip yang dilengkapi dengan alat pengeras suara.

Ratusan sopir tersebut mendatangi Kantor Gubernur Bengkulu untuk meminta pemerintah setempat mencabut aturan bahwa mereka harus menggunakan bahan bakar minyak nonsubsidi.

Sejumlah truk yang mayoritas pengangkut batu bara itu dideretkan di tiga jalan mengarah ke kantor gubernur tersebut yang akhirnya membuat kemacetan.

Pada orasinya, mereka menuntut Plt Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah membatalkan peraturan tersebut.

Mereka awalnya hanya berorasi di depan pintu gerbang karena dihalangi aparat keamanan, namun ada salah satu peserta aksi langsung menjalankan kendaraan jip tersebut dan membuat barisan polisi menghindari mobil itu yang akhirnya membuat pintu pagar jebol.

Setelah kendaraan tersebut masuk di halaman kantor Pemprov Bengkulu, puluhan sopir truk yang ada di belakangnya pun ikut masuk sehingga suasana menjadi kian tak terkontrol yang akhirnya polisi mengeluarkan tembakan gas air mata untuk membubarkan peserta aksi.

Juga terjadi aksi dorong antara aparat dan peserta aksi, bahkan polisi terpaksa menurunkan secara paksi mereka yang berada di atas kendaraan yang merangsek tersebut, serta polisi pun mengambilalih jip tersebut untuk dikeluarkan dari halaman kantor Gubernur Bengkulu itu.

Selain mereka yang demo, warga lainnya, aparat keamanan, wartawan, serta sejumlah anggota TNI yang sedang memperbaiki salah satu saluran air pun terkena imbasnya.

Kantor Gubernur Bengkulu berhadapan dengan Kantor Korem 041 Garuda Emas, sehingga gas air mata pun mengenai sejumlah anggota yang sedang bertugas di sana.

Akibat gas air mata tersebut, sejumlah wartawan, PNS dan aparat lari masuk ke halaman Korem 041 Garuda Emas untuk berlindung dan mencari air guna mengurangi efek dari gas air mata tersebut.

Polisi pun akhirnya menyemprotkan air guna menghalau peserta aksi yang masih berusaha masuk ke halaman kantor gubernur itu.

Peserta aksi berharap bertemu dengan Plt Gubernur Bengkulu dengan target utama membatalkan aturan pelarangan menggunakan BBM bersubsidi.

"Kami meminta Plt Gubernur untuk membatalkan peraturan itu," ujar salah seorang peserta aksi melalui pengeras suara.

Mereka membawa spanduk yang bertuliskan tuntutan mereka, dan sebagian menuliskan di atas karton yang dipasang di bagian depan truk.

Sementara itu, jumlah truk yang datang semakin banyak sehingga jalur utama di daerah tersebut kian macet.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement