REPUBLIKA.CO.ID, Suasana mencekam terasa meliputi gelapnya malam. Desing peluru bagai petasan yang terus saja dimainkan. Namun warga tak sedikitpun takut, justru berdesakkan menuju sumber keributan meski hari telah larut.
Sutami (45 tahun), satu dari ribuan warga yang berdesakkan setelah mendengar deru senapan. Dia bersama suaminya berada di luar police line kuning, 50 meter dari lokasi baku tembak di Jalan Veteran Tipes Solo. Bukannya berlindung di rumah, dia bersama suaminya justru menuju lokasi yang penuh ceceran darah tersebut.
Sutami mengaku penasaran dan tertarik mengetahui apa yang tengah terjadi di Kotanya. Tak ada rasa takut, dia berada di lokasi penangkapan pelaku teror Solo tersebut sekedar ingin menjawab rasa penasarannya. "Dengar kabar, ramai. Pengen tahu," ujarnya.
Tak hanya itu, Sutami bersama warga lain pun rela berdiri berjam-jam di sepanjang Police line. Tujuan mereka satu, menunggu olah TKP oleh tim forensik dan inafis usai. Tak berharap mendapat info dari aparat, mereka hanya ingin menyaksikan TKP dari jarak dekat.
Hal serupa juga dirasakan, Agus (40 tahun). Mengenakan jaket tebal, dia rela menahan angin malam. Seperti yang lain, sekedar ingin tahu.
Padahal sebelum ke TKP, Agus telah cukup mendapat informasi terkait peristiwa tersebut melalui media elektronik. Namun tetap saja, mata ingin menyaksikan secara langsung insiden yang merundung Kota Bengawan. "Tadi nonton TV, katanya teroris ketangkep. Kesini (TKP) pengen lihat langsung," ujarnya.
Puluhan aparat pun menjaga ketat agar Agus, Sutami, dan ribuan warga lain tak memasuki kawasan TKP. Bahkan petugas berkali-kali meminta warga pulang. Namun warga hanya menanggapinya sebagai angin lalu.
Rasa penasaran warga pun sedikit terobati. Setelah tim forensik dan inafis meninggalkan TKP, police line pun dibuka. Warga berdesakkan menuju TKP untuk menyaksikan langsung bekas adu tembak antara Densus 88 dan tersangka teroris.
Namun seluruh barang bukti telah dibawa petugas. Di TKP hanya tersisa ceceran darah serta lingkaran kapur putih di jalanan. Warga pun mengerumuni bekas olah TKP tersebut bahkan beberapa mendokumentasikannya dengan kamera handphone. Warga pun bergerombol membicarakan kronologis dan pelaku yang tewas, versi mereka pastinya.
Baku tembak di Jalan Veteran Solo tersebut terjadi Jumat (31/8) malam. Tiga orang tewas, dua tersangka teror Solo, satu petugas Densus 88 Bripda Suherman. Korban tewas dibawa ke RS. Brayat Minulya. Termasuk Bripta Suherman yang tewas di Rumah Sakit tersebut setelah tak kuasa menahan luka tembakan di perutnya.