REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Boediono, Sabtu, pukul 07.59 WIB tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok, di Teheran, Iran, tanggal 30-31 Agustus 2012.
Wapres yang didampingi ibu Herawati Boediono dan rombongan mendarat di Bandara Halim setelah menempuh perjalanan sekitar 12 jam dari Teheran menggunakan pesawat Kepresidenan TNI-AU Boeing 737-400, dengan transit di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan Kolombo, Srilanka untuk mengisi bahan bakar.
Wapres dan rombongan meninggalkan Tanah Air menuju Teheran pada Selasa, (28/8), dan kembali ke Jakarta pada Jumat (31/8) usai Wapres Boediono menyampaikan pidato mengenai pandangan Indonesia tentang peran GNB di masa mendatang.
Sejumlah pandangan Indonesia mengenai GNB yang disampaikan Boediono dalam pidato di depan anggota Gerakan Non-Blok yang dihadiri para kepala negara dan kepala pemerintahan. Ia menekankan anggota harus memberikan sumbangan lebih besar pada perdamaian dan keamanan dunia juga harus berupaya dengan segala upaya mendorong pembangunan politik, keadilan sosial dan demokratisasi.
Gerakan Non-Blok juga harus menjadi kekuatan untuk mewujudkan kesejahteraan global yang lebih merata sehingga tidak ada satu negara pun yang tertinggal dalam pembangunan ekonomi.
GNB, kata Wapres Boediono, saat ini sudah mengalami pertumbuhan pesat dari segi jumlah dari sejak berdiri pada 1961. Negara-negara anggotanya terus bertambah dari 25 negara menjadi 120 negara yang kini mencakup duapertiga dari seluruh populasi negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"GNB sudah menjadi ujung tombak upaya mengakhiri kolonialisme. GNB juga konsisten mencari solusi berbagai konflik secara damai. Dan yang tak kalah penting, GNB memastikan agar masalah perbaikan kesejahteraan menjadi isu sentral agenda global," kata Boediono.
Selama di Teheran, Wapres Boediono berkesempatan melakukan pembicaraan dengan kepala negara dan pemimpin tertinggi Agama Ayatollah Seyed Ali Khamaini, Presiden Iran Mahmaoud Ahmadinejad, serta Presiden Mesir Mohamed Morsi.