Kamis 30 Aug 2012 18:03 WIB

Soal Perampasan Baju Kota-kotak, Satpol PP Mengaku Hanya Tugas

Rep: Ira Sasmita / Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat, Jurnalis, menegaskan, pihaknya tidak pernah melakukan perampasan baju kotak-kotak milik pedagang. "Kami hanya menjalankan tugas, menertibkan pedagang yang berjualan di trotoar. Tidak ada perampasan baju kotak-kotak Jokowi," ujar dia, saat dihubungi Republika, Kamis (30/8).

Dijelaskannya, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2008, dilarang berjualan di trotoar. Penertiban yang dilakukan di Jalan Kimia, Jakarta Pusat, Rabu (29/8) kemarin, menurut Jurnalis merupakan kegiatan rutin. Lantaran, di ruas jalan yang berlokasi persisi di depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu selalu dipenuhi pedagang kaki lima.

"Pagi sebelum penertiban kami sudah peringati PKL di sana. Tapi, pukul 12.00 WIB kami ke sana, mereka masih berjualan di sana. Lalu kami tertibkan, semua PKL, bukan hanya pedagang baju kotak-kotak saja," cerita Jurnalis.

Sebelumnya beredar pesan berantai, yang menyebutkan Satpol PP melakukan penertiban PKL di Jalan Kimia. Namun, hanya pedagang baju kotak-kotak yang diamankan. Sedangkan pedagang makanan yang berjualan di tempat yang sama tidak ditertibkan.

Selain itu, dikabarkan bahwa Satpol PP merampas baju kotak-kotak dari Rumini (50 tahun), pedagang baju yang menjadi ciri khas pasangan calon gubernur DKI, Jokowi-Ahok. "Fitnah besar kalau kami merampas baju kotak-kotak. Semua PKL kami tertibkan. Situasi memang sedang panas, jangan dipolitisasi," ucap Jurnalis.

Sementara itu, Rumini, mengaku masih terkejut atas peristiwa yang dialaminya. Menurutnya, sebanyak tiga kompi petugas Satpol PP datang ke Jalan Kimia. Kemudian, beberapa pedagang berlarian menyelamatkan dagangan masing-masing.

"Saya kaget, dibantu tiga pemulung saya beresin dagangan. Tapi sudah nggak keburu karena banyak petugas menghampiri saya. Jadi ada sekitar 15 kemeja yang tidak terselamatkan," ujar perempuan yang tergabung dalam Posko Pengamanan Rakyat (Pospera).

Namun, pendukung Jokowi-Ahok itu tidak berani memastikan sekitar 15 kemejanya dirampas Satpol PP. "Saya tidak lihat, yang pasti kemeja yang kegantung dan di meja sudah nggak ada. Tapi yang ada di sana saat saya menyelamatkan dagangan yang lain, ya mereka itu (petugas Satpol PP)," tuturnya. 

Rumini mengaku telah berjualan kemeja kotak-kotak di Jalan Kimia selama 10 hari. Hasil penjualan kemeja, dikumpulkan di posko pemenangan Jokowi-Ahok, di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat. Untuk digunakan sebagai penunjang kegiatan sosialisasi dan pemenangan Jokowi-Ahok sebagai gubernur DKI.

"Saya trauma saja, satpol PP datang tiba-tiba. Yang jualan toge goreng dan lontong, jaraknya 20 meter dari lapak saya nggak diapa-apain," cerita Rumini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement