Rabu 29 Aug 2012 17:47 WIB

Sebagian Warga Syiah Sampang tak Percaya Polisi

  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Sebagian warga Syiah, korban penyerangan sekelompok massa tak dikenal di Desa Karang Gayam dan Bluuran, Sampang, Madura, hingga kini masih bertahan di hutan. Menurut Ketua Jamaah Syiah Iklil Almilal, jumlah warga Syiah yang masih bertahan di lokasi pengungsian diperkirakan mencapai dua puluh orang lebih.

"Mereka memilih bersembunyi di hutan karena takut diserang lagi oleh kelompok anti-Syiah," kata Iklil Almilal, Rabu.

Sementara upaya evakuasi terhadap kelompok Islam Syiah yang masih bertahan ini masih terus dilakukan oleh para relawan dan Brimob Polda Jatim.

Data di pos penanggulangan bencana korban kerusuhan Syiah Sampang menyebutkan, hari ini sebanyak sembilan orang berhasil dievakuasi. Dari sembilan orang itu tiga diantaranya merupakan anak-anak.

Hingga pukul 15.00 WIB, jumlah pengungsi dari kelompok Islam Syiah korban penyerangan itu sebanyak 276 orang, termasuk sembilan orang yang berhasil dievakuasi petugas hari ini.

Menurut Koordinator Relawan dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Muadz, pengikut Syiah yang berhasil dievakuasi itu, setelah terlebih dahulu menghubungi relawan dari ABI. "Biasanya mereka telepon dahulu kepada kami bahwa mereka akan kembali dievakuasi," terang Muadz.

Para korban penyerangan anti-Syiah itu beralasan, mereka perlu melakukan pengecekan karena kini kurang percaya kepada polisi.

"Saya tidak mengerti juga mengapa mereka ini tidak percaya. Mungkin karena trauma karena aksi kekerasan yang menimpa mereka bukan yang pertama," kata Muadz menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement