Rabu 29 Aug 2012 08:43 WIB

Ada Titik Api, BKSDA Siapkan Pemadam Kebakaran Hutan

Titik Api (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Titik Api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU-- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu menyiagakan dua regu pemadam kebakaran hutan terutama di daerah rawan kebakaran. "Kami hingga saat ini menyiagakan dua regu kebakaran hutan dengan anggota 30 orang," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto, di Bengkulu, Rabu (29/8).

Meskipun dalam prakiraan badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Sepetember 2012 mulai musim hujan, namun tetap saja disiagakan regu kebakaran hutan. Ia menjelaskan, sejak awal Agustus hingga 29 Agustus 2012 pihaknya mendeteksi titik api bertamban dan ada 21 titik rawan kebakaran hutan. Dari jumlah itu hanya satu titik berada dalam kawasan hutan.

Dalam kawasan hutan yang rawan kebakaran itu adalah di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Sedangkan sisanya berada di luar kawasan yaitu sebagian besar di sepanjang kawasan pantai.

Titik api di Bengkulu biasanya berasal dari kebun masyarakat, mereka membuka hutan untuk perkebunan dan biasa setiap musim kemarau lahan garapannya itu dibakar. Bagi mereka asap api itu tidak mengganggu, tapi bila jumlahnya banyak akan mengganggu kelancaran penerbangan, hal itu selalu dikeluhkan di provinsi tetangga yaitu Jambi dan Riau, katanya.

Kepala Tata usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, jumlah titik api di Bengkulu 2012 berkurang, bila dibandingkan musim kemarau beberapa tahu lalu mencapai 30 lokasi.

Ia mengatakan, kemarau di Bengkulu 2012 tidak terlalu lama dan kadang kala ada curah hujan karena kemarau di wilayah itu termasuk kemarau basah. Curah hujan turun pada saat musim kemarau itu akan membasahi rumput kering, sehingga bila ada kobaran api tidak menjalar terlalu jauh ke dalam hutan.

Di samping petugas selalu disiagakan, terutama pada wilayah rawan kebakaran antara lain di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu utara wilayah pantai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement